Dibombardir 2 F-15 AS atas Perintah Biden, Suriah: Agresi Pengecut!
DAMASKUS – Pemerintah Presiden Bashar al-Assad mengutuk keras serangan rudal oleh dua jet tempur F-15 Amerika Serikat (AS) di Suriah yang diperintahkan Presiden Joe Biden. Damaskus menyebutnya sebagai agresi pengecut.
Reaksi Damaskus muncul ketika Biden mengonfirmasi kepada wartawan bahwa dialah yang memerintahkan serangan itu sebagai peringatan untuk Iran. Washington berdalih serangan dengan target para milisi pro-Iran di Suriah itu sebagai pembalasan atas rentetan serangan roket terhadap pasukannya di Irak.
“Republik Arab Suriah mengutuk keras agresi AS terhadap kedaulatan [Suriah],” kata Kementerian Luar Negeri setempat di Damaskus pada hari Jumat, yang dilansir Russia Today, Sabtu (27/2/2021). Serangan itu melanda wilayah provinsi Deir-ez-Zor, di mana berbagai infrastruktur dihancurkan.
“Itu sebagai agresi pengecut,” lanjut kementerian itu.”Pelanggaran mencolok dari aturan hukum internasional dan [Piagam] PBB. ”
Washington mengatakan serangan udaranya menargetkan kelompok-kelompok militan yang didukung Iran termasuk Kait’ib Hezbollah dan Kait’ib Sayyid al Shuhad di dekat kota Al-Bukamal, di perbatasan Suriah-Irak, dan merupakan pembalasan atas serangan roket baru-baru ini terhadap fasilitas di Irak digunakan oleh tentara dan kontraktor AS yang ditempatkan di sana.
Iran membantah bertanggung jawab atas serangan roket itu. Sebuah kelompok milisi Syiah yang menamakan dirinya Saraya Awliya al-Dam mengaku bertanggung jawab karena menargetkan bandara internasional Erbil awal bulan ini.
Mengunjungi Houston, Texas pada hari Jumat untuk mensurvei kerusakan dari badai musim dingin dan pemadaman listrik pekan lalu, Biden ditanya pesan apa yang ingin dia kirim ke Iran dengan serangan udara tersebut.
“Anda tidak dapat bertindak dengan impunitas. Hati-hati,” katanya, dalam satu-satunya komentar tentang serangan yang datang dari dirinya secara pribadi terhadap Teheran.
Pemerintah Suriah, bagaimanapun, menunjukkan bahwa pemboman tersebut mengirimkan pesan pengabaian Amerika atas peran legitimasi internasional dalam menyelesaikan krisis di Suriah, karena bertepatan dengan kunjungan Utusan Khusus PBB untuk Suriah Geir Pedersen ke Damaskus.