Pasukan Afghanistan Gagalkan Rencana ISIS Habisi Kuasa Usaha AS
KABUL – Pihak berwenang Afghanistan mengatakan bahwa mereka telah menggagalkan rencana kelompok ISIS untuk membunuh utusan tertinggi Amerika Serikat (AS) di Kabul. Pernyataan itu muncul seiring gelombang pembunuhan yang ditargetkan terus mengguncang negara itu.
“Petugas intelijen membongkar sel empat anggota ISIS di provinsi timur Nangarhar yang telah direncanakan untuk membunuh Ross Wilson serta pejabat Afghanistan,” kata Direktorat Keamanan Nasional (NDS) Afghanistan seperti dikutip dari Al Araby, Rabu (13/1/2021).
Ross Wilson adalah Kuasa Usaha AS di Kabul. Ia dengan tegas mengutuk serangkaian pembunuhan di ibu kota dan kota-kota terkemuka Afghanistan lainnya termasuk jurnalis, aktivis, dan politisi dalam beberapa bulan terakhir.
“Pembunuh utusan utama dan fasilitator sel tersebut, Abdul Wahed, telah merencanakan untuk membunuh duta besar AS di Afghanistan serta beberapa pejabat tinggi Afghanistan,” kata NDS dalam pernyataannya.
“Rencana mereka digagalkan dengan penangkapan mereka,” sambung pernyataan itu.
NDS tidak memberikan rincian lebih lanjut dan kedutaan AS di Kabul tidak menanggapi permintaan komentar terkait hal ini.
Dalam beberapa bulan terakhir, kekerasan mematikan telah mengguncang Afghanistan, termasuk tren baru pembunuhan dengan target tokoh-tokoh terkemuka Afghanistan. Aksi ini telah menebarkan ketakutan dan kekacauan meskipun Taliban dan pemerintah Afghanistan terlibat dalam pembicaraan damai Pekan lalu militer AS menyalahkan kelompok teror tersebut atas pembunuhan terarah yang sebagian besar tidak diklaim, meskipun beberapa di antaranya telah diklaim oleh ISIS.
Selama bertahun-tahun ISIS telah mengklaim beberapa serangan mematikan di Nangarhar, yang pernah menjadi benteng kelompok teroris di negara tersebut.
Dalam insiden terpisah pada hari Selasa, tiga tentara wanita Afghanistan ditembak mati di kota Mazar-i-Sharif di utara.
“Dua pria bersenjata melepaskan tembakan ke kendaraan yang membawa pasukan untuk bekerja,” kata juru bicara militer Afghanistan, Hanif Rezayee.
Dua tentara tewas di tempat kejadian dan satu meninggal kemudian di rumah sakit, ungkapnya, menambahkan bahwa seorang tentara wanita lainnya dan sopir pria terluka dalam serangan itu.
Sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.