Kim Jong-un: Korut Harus Terus Kembangkan Senjata Nuklir
PYONGYANG – Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un mengatakan negaranya harus terus mengembangkan senjata nuklir . Tujuannya, untuk mencegah musuh menyerang Korea Utara.
Kim mengatakann Amerika Serikat (AS) harus mengakhiri apa yang disebutnya sebagai kebijakan bermusuhan terhadap Korea Utara untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara.
“Korea Utara harus terus mengembangkan persenjataan nuklirnya, tetapi tidak akan menggunakannya kecuali pasukan musuh mencoba menggunakan (senjata) nuklir yang menargetkan kita,” kata Kim, seperti dikutip KCNA, Sabtu (9/1/2021).
Dia juga menyebut AS sebagai musuh terbesar negaranya.
“Hal itu perlu dilakukan untuk secara aktif dan penuh menangkal dan mengendalikan ancaman militer yang dipaksakan di Semenanjung Korea, meningkatkan teknologi nuklir, mengurangi ukuran dan berat serta meningkatkan kekuatan strategis senjata nuklir,” imbuh Kim.
Kim mengatakan perlu untuk mengembangkan senjata nuklir strategis yang dapat digunakan dalam perang modern dengan berbagai cara, tergantung pada target dan tugas operasi.
Pengamat Korea Utara dari Universits Tufts, Sung-Yoon Lee, mengatakan Kim berencana untuk meningkatkan kekuatan strategis dan jangkauan penghancuran senjata Korea Utara, yang seharusnya mencapai 15.000 kilometer (9.300 mil).
#KimJongUn menyerukan produksi bom nuklir yang lebih kecil, lebih ringan…lebih banyak hulu ledak nuklir ultra-besar dan meningkatkan kemampuan dalam serangan nuklir preemptive yang akurat dan kemampuan serangan kedua pada target yang berjarak 15.000 km,” tulis Sung-Yoon Lee di Twitter.
Para pakar sebelumnya memprediksi bahwa Pyongyang kemungkinan akan melakukan uji coba rudal nuklir atau rudal jarak jauh sebelum atau tidak lama setelah pelantikan presiden terpilih AS Joe Biden, menggunakannya sebagai pengaruh dalam negosiasi denuklirisasi.
Komentar Kim datang beberapa hari sebelum Biden ditetapkan untuk mengambil sumpah sebagai presiden AS berikutnya pada 20 Januari, dengan banyak yang berasumsi pemerintahannya akan mengejar perubahan dalam kebijakan luar negeri AS, terutama mengenai Iran dan Korea Utara.
Namun, Kim mengatakan kebijakan AS terhadap Korea Utara tidak akan berubah, dan ini tidak tergantung pada siapa yang memegang posisi terdepan di Gedung Putih.