Peringati Pembunuhan Soleimani, Massa Serbu Bandara Baghdad
BAGHDAD – Sekelompok massa berkumpul di sekitar Bandara Internasional Baghdad, Irak . Mereka memberikan penghormatan kepada mendiang jenderal tertinggi Iran , Qasem Soleimani , yang dibunuh atas perintah langsung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 3 Januari 2020.
Jenderal tertinggi Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Qasem Soleimani, dibunuh pada 3 Januari 2020, dalam serangan pesawat tak berawak yang diperintahkan langsung oleh Presiden AS Donald Trump. Ia tewas bersama pemimpin militer dan wakil ketua Pasukan Mobilisasi Populer (PMF) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis. Diduga mereka tewas dalam perjalanan menemui Perdana Menteri Irak.
Peringatan pembunuhan itu mendorong kerumunan orang berbondong-bondong ke jalan menuju Bandara Internasional Baghdad dan daerah sekitarnya. Mereka menyalakan lilin, membawa potret Soleimani dan, menurut beberapa video yang dibagikan di media sosial, meneriakkan slogan anti-AS.
Jalan Bandara Baghdad, tempat serangan fatal pesawat tak berawak itu, terlihat dipenuhi oleh orang-orang yang datang ke sana untuk upacara peringatan tersebut.
Rekaman yang dibagikan secara online menunjukkan massa memasang lilin untuk mengenang Soleimani dan al-Muhandis. Sekelompok massa juga terlihat berkumpul di sekitar lingkaran lilin dan kelopak bunga.
Jalan-jalan di sekitar bandara Baghdad, menurut video media sosial, macet ketika orang-orang berkumpul untuk memberi penghormatan kepada mendiang jenderal dan wakil kepala PMF seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (3/1/2021).
Menurut salah satu video, lokasi ledakan telah menjadi pusat aksi protes, di mana massa terlihat mengibarkan bendera dan meneriakkan slogan anti-AS.Pembunuhan terhadap Soleimani menyebabkan meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS, memicu serangan roket yang menargetkan pangkalan militer AS di Irak sebagai aksi balasan dari Iran.
Serangan itu tidak mengakibatkan kerusakan atau korban jiwa, tetapi AS kemudian mengatakan bahwa puluhan tentaranya telah didiagnosis mengalami cedera otak traumatis.
Saat peringatan pembunuhan semakin dekat, Iran berulang kali berjanji untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan. Teheran juga terus mengutuk pembunuhan di luar hukum oleh Trump sebagai “tindakan teror”.
Trump sendiri mengklaim bahwa Soleimani, yang dia beri label “monster”, merencanakan serangan yang akan segera terjadi dan menyeramkan terhadap diplomat dan personel militer Amerika. Namun Trump tidak pernah mengungkapkan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya tersebut.