Sudah Pensiun Kepala BNN Belum Juga Diganti, Terkait Calon Kapolri?
JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane menyatakan, sistem kaderisasi dan mutasi di internal Polri tampaknya semakin amburadul dan tidak promoter. Menurutnya, hal ini terlihat dari belum dimutasinya Kepala BNN Komjen Heru dari jabatannya, padahal yang bersangkutan sudah pensiun sejak 1 Desember 2020.
“Sementara ada beberapa Kapolda yang masa pensiunnya jatuh pada akhir Desember tapi sudah dimutasi sejak November lalu,” kata Neta kepada SINDOnews, Sabtu (5/12/2020).
Neta menyayangkan buruknya sistem mutasi di tubuh Polri ini karena bisa mengganggu kepercayaan internal kepolisian kepada pimpinannya. IPW mendapat informasi, belum dimutasinya Kepala BNN akibat adanya tarik-menarik di internal elit Polri maupun di lingkaran kekuasaan, yang berkaitan dengan bursa pencalonan Kapolri.
Dia menduga, ada elit yang mendorong agar jenderal bintang dua yang dipromosikan menjadi Kepala BNN bisa masuk dalam bursa calon Kapolri. “Namun ada yang hendak “mengunci” posisi Kepala BNN, dengan cara didorongnya bintang dua yang tidak populer, sehingga bursa calon Kapolri hanya diisi jenderal bintang tiga (Komjen),” katanya.
Belakangan, kata Neta, beredar kabar di internal Polri bahwa Kabaintelkam Irjen Ricko akan didorong menjadi Kepala BNN, sebab Baintelkam Polri hendak dibenahi dan dikonsolidasikan, mengingat dalam kasus Habib Rizieq Shihab dan kasus lainnya, Baintelkam Polri dinilai kedodoran. Posisi Irjen Ricko di Baintelkam akan diisi jenderal bintang dua yang punya kapabilitas di bidang intelijen, tapi tidak punya kans masuk bursa calon Kapolri.
Menurut dia, dengan maraknya aksi kerumunan massa, aksi intoleransi, dan gerakan kelompok garis keras belakangan ini membuat situasi Kamtibmas menjadi riuh. Situasi Kamtibmas maupun ancaman Kamtibmas di Ibu Kota Jakarta pun menjadi perhatian khusus banyak pihak.
Tak pelak, setelah menjadi Kapolda Metro Jaya, selain menjaga kamtibmas ibu kota tugas utama Irjen M Fadil adalah menuntaskan kasus kasus yang diduga melibatkan Habib Rizieq.
“Sebab dicopotnya Nana dan tampilnya Fadil adalah akibat kerumunan massa yang dilakukan Rizieq. Dengan demikian menjadi tanggung jawab Fadil untuk menyelesaikan masalah tersebut secara tuntas. Dengan pengalamannya selama ini dan kapabilitas yang mumpuni, IPW berkeyakinan Fadil mampu menuntaskannya,” kata Neta.Di sisi lain, nama Fadil disebut-sebut masuk dalam bursa pencalonan kapolri. Salah satu syarat untuk masuk dalam bursa calon Kapolri, Fadil harus menjadi bintang tiga dengan pangkat Komjen. Apakah hal ini akan membuat Fadil terpilih menjadi Kepala BNN?
Lebih lanjut Neta mangatakan, tarik-menarik antarelit untuk menempatkan figur pilihannya membuat posisi Ketua BNN mengambang selama beberapa hari ini. Akibatnya, meski sudah pensiun sejak 1 Desember 2020 kemarin, Kepala BNN Komjen Heru tak kunjung dimutasi.
Neta pun melihat sangat aneh, kapolri belum juga mengeluarkan Telegram (TR) untuk mengganti Komjen Heru. Sepertinya, antara Kapolri dan presiden Jokowi belum ada kesepakatan tentang siapa yang dipilih untuk menggantikan Komjen Heru di BNN. Apakah Irjen Nana, apakah Irjen Fadil, apakah Kapolda Riau, apakah Kapolda Jabar, apakah Irjen Petrus Golose, dan apakah Kabaintelkam Komjen Ricko.
“Lambannya kapolri dalam menunjuk kepala BNN yg baru menjadi tanda tanya sendiri. Jika yang terpilih Petrus Golose menjadi kepala BNN berarti peluang para jenderal bintang dua untuk masuk dalam bursa calon kapolri pun tertutup. Artinya bursa calon Kapolri hanya akan diisi para jenderal bintang tiga polri,” katanya.