Perubahan Kecil Kebijakan AS Bisa Hancurkan Proses Damai Afghanistan
ISLAMABAD – Sabtain Ahmed Dar, seorang analis politik mengatakan, dia dan banyak pihak menunggu kebijakan apa yang akan diambil oleh Joe Biden terkait dengan Afghanistan, khususnya dalam pendekatan dengan Taliban. Dia memperingatkan, perubahan kebijakan sekecil apa pun dalam kesepakatan Amerika Serikat (AS) dan Taliban dapat membahayakan perdamaian di Afghanistan.
Dia memuji keputusan Donald Trump untuk memulai negosiasi dengan Taliban, yang menurutnya telah memecahkan kebuntuan selama puluhan tahun dan membuka jalan menuju perdamaian di negara Asia Tengah yang dilanda perang itu.
“Alasan utama mengapa resolusi konflik dalam krisis Afghanistan berjalan lancar sejak September 2019 adalah realisasi oleh pemerintahan Trump, bahwa tanpa rekonsiliasi dengan Taliban, tidak ada jalan keluar dari Afghanistan,” katanya, seperti dilansir Sputnik.
Namun, ucapnya, Biden kemungkinan akan menentang penarikan pasukan AS dari Afghanistan, yang merupakan salah satu poin perjanjian dengan Taliban. Dan, akan ada narasi selama dua dekade tentang Taliban dan dugaan hubungannya dengan Al-Qaeda.
“Pada saat yang sama, Biden tidak akan merasa nyaman dengan kebuntuan saat ini di antara pemangku kepentingan dalam pembicaraan intra-Afghanistan,” ungkapnya.
“Di sini kesalahan dapat terjadi dalam keseluruhan proses perdamaian dan itu akan terjadi melalui tangan pemerintah Kabul, yang sering kali terasa tidak relevan selama seluruh proses perdamaian Afghanistan. Mereka mungkin menganggap ini sebagai celah besar untuk dimainkan, kemungkinan dimasukkannya mereka dalam proses perdamaian Afghanistan, sesuatu yang tidak disukai Taliban,” sambungnya.Namun demikian, Dar mengungkapkan harapan bahwa Biden tidak akan meninggalkan proses perdamaian Afghanistan dan terus berpegang pada ketentuan utama dari kesepakatan AS-Taliban.
Dar juga mengatakan bahwa Afghanistan membutuhkan bantuan politik Pakistan. Dia menyebut, Pakistan, sekutu regional terdekat Afghanistan, siap untuk bekerja dengan pemerintah AS mana pun, untuk mendukung proses perdamaian di Afghanistan.
“Penting untuk memahami perubahan kebijakan terbaru Pakistan dalam berurusan dengan AS. Tujuan kebijakan luar negeri Pakistan yang paling utama menyatakan bahwa mereka tidak akan menjadi pihak dalam perang AS mana pun. Pakistan menginginkan hubungan baik dengan AS dan ingin Washington melanjutkan perannya dalam proses perdamaian Afghanistan,” ujarnya.
Pada saat yang sama, jelasnya, Islamabad akan terus mendukung peran politik Taliban di pemerintahan Afghanistan di masa depan dan mendesak Gedung Putih untuk mendukung struktur kekuatan hibrida baru.
“Sebuah visi bersama dan menemukan kesamaan untuk struktur kekuasaan untuk masa depan Afghanistan antara Kabul dan Taliban sangat penting. Bagaimanapun, baik Taliban dan Kabul harus mencapai kesepakatan dan merancang manifesto pembagian kekuasaan yang dapat dieksekusi secara struktural menuju sistem politik hibrida,” tukasnya.