Eks Bos CIA: Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran Kriminal, Bisa Picu Konflik Wilayah
WASHINGTON – Mantan kepala Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat (AS), John Brennan, mengacam pembunuhan terhadap ilmuwan nuklir Iran; Mohsen Fakhrizadeh, kemarin. Dia menyebutnya sebagai tindakan kriminal yang berisiko memicu konflik di wilayah Timur Tengah.
Brennan mengatakan dia tidak tahu siapa yang harus disalahkan atas pembunuhan Fakhrizadeh. Namun, Teheran mengarahkan jarinya ke Israel
“Ini adalah tindakan kriminal dan sangat sembrono. Ini berisiko pembalasan mematikan dan babak baru konflik regional,” kata Brennan dalam serangkaian tweet, seperti dikutip AFP, Sabtu (28/11/2020).
“Saya tidak tahu apakah pemerintah asing mengizinkan atau melakukan pembunuhan Fakhrizadeh,” lanjut dia.
“Tindakan terorisme yang disponsori negara seperti itu akan menjadi pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan mendorong lebih banyak pemerintah untuk melakukan serangan mematikan terhadap pejabat asing,” imbuh dia.
Brennan mencatat bahwa Fakhrizadeh bukanlah teroris yang ditunjuk secara hukum, bukan anggota al-Qaeda atau pun anggota kelompok ISIS.
Kendati demikian, mantan bos CIA yang jadi kritikus pedas Presiden Donald Trump tersebut mendesak Teheran untuk “menahan keinginan” untuk membalas dan menunggu kembalinya kepemimpinan Amerika yang bertanggung jawab di panggung global. Komentar Brennan itu mengacu pada pemenang pemilihan presiden (pilpres) AS 3 November; Joe Biden, yang akan menggantikan Trump pada 20 Januari.
Brennan adalah direktur CIA dari 2013 hingga 2017, di bawah pemerintahan presiden Barack Obama dan wakil presiden Joe Biden.
Brennan tidak ikut serta dalam tim kampanye Biden dan tidak terlibat dalam persiapan Biden untuk menjabat sebagai presiden pada 20 Januari.
Namun awal pekan ini Biden menunjuk mantan wakil Brennan di CIA, Avril Haines, sebagai direktur intelijen nasionalnya.