Rusia Sukses Uji Coba Sistem Anti Rudal Balistik Terbaru
MOSKOW – Kementerian Pertahanan Rusia telah berhasil menyelesaikan uji sistem anti rudal balistik (ABM) yang dimodernisasi. Uji coba ini diumumkan setelah Amerika Serikat (AS) sebelumnya juga melakukan uji coba yang sama.
Dalam video yang baru dirilis, terlihat ABM ditembakkan ke langit di atas Kazakhstan, diluncurkan dari tempat uji coba Sary-Shagan.
Menurut Letnan Jenderal Andrey Demin, komandan Pasukan Khusus Udara dan Pertahanan Anti Rudal Balistik Angkatan Darat ke-1, pengujian tersebut secara andal mengkonfirmasi karakteristik rudal, dengan kru tempur berhasil mencapai target simulasi mereka.
Kementerian Pertahanan Rusia menggambarkan rudal itu dirancang untuk melindungi dari serangan udara dan luar angkasa. Rudal tersebut sudah menjadi bagian senjata dari Pasukan Dirgantara Rusia seperti dikutip dari Russia Today, Jumat (27/11/2020).
Awal bulan ini, AS berhasil menguji SM-3 ABM terhadap simulasi rudal balistik antarbenua. ICBM tersebut diluncurkan dari lokasi uji coba rudal AS di Kepulauan Marshall. Pentagon mengatakan dalam siaran persnya bahwa rudal Standard Missile-3 (SM-3) Block IIA yang diluncurkan dari kapal perusak AS di laut mencegat dan menghancurkan target.
Departemen Pertahanan AS mengatakan tes itu menandai uji penerbangan keenam dari sebuah kapal yang dilengkapi pertahanan rudal balistik Aegis menggunakan peluru kendali SM-3 Block IIA. Pentagon menambahkan tes itu awalnya dijadwalkan akan diadakan pada bulan Maret tetapi ditunda karena pembatasan yang disebabkan oleh Pandemi Covid-1
Menanggapi tes tersebut, Moskow menuduh Washington telah memberikan “informasi palsu” tentang kemampuan pertahanan anti rudalnya.Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengatakan uji coba itu adalah sebuah bentuk konfirmasi terbaru dari karakter berbahaya dan tidak stabil dari strategi anti rudal balistik Washington dan orientasi anti Rusia yang sangat jelas.
Dia mengambil pengecualian pada penggunaan rudal SM-3 Blok IIA yang ditembakkan oleh kapal perusak USS John Finn untuk menjatuhkan ICBM yang diluncurkan dari Atol Kwajalein di Samudra Pasifik.
Senjata itu adalah bagian dari Sistem Pertahanan Rudal Balistik Aegis. Moskow telah lama curiga jika Aegis adalah simpul utama perisai rudal global AS untuk melemahkan kekuatan militer Rusia, untuk melawan ancaman regional seperti Iran dan Korea Utara (Korut).
“Selama bertahun-tahun kolega Amerika kami meyakinkan kami bahwa intersepsi ICBM Rusia oleh sistem Standar Amerika — termasuk modifikasi ini — secara teknis tidak mungkin,” kata Zakharova kepada wartawan.
“Dan bahwa mereka membutuhkan sistem pertahanan rudal global secara eksklusif untuk melawan beberapa ancaman regional terbatas, dengan Iran sebagai pokoknya,” imbuhnya