Tren Elektabilitas: Tito Karnavian Perlahan Naik, Prabowo Turun
JAKARTA – Hasil survei terbaru Indonesia Political Opinion (IPO) menempatkan Menteri Dalam Negeri Mendagri) Tito Karnavian sebagai menteri berkinerja memuaskan dengan perolehan 49%, berada di urutan ketiga setelah Menteri Keuangan Sri Mulyani (61%) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto (57%).
Beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian publik terhadap kinerja menteri, di antaranya karena kebijakan (36%), ketegasan (24%), integritas (21%), empati (14%), dan faktor lain menyumbang 7%.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menjelaskan, jika persepsi positif publik terhadap kinerja menteri bisa menjadi pemicu popularitas dan meningkatnya elektabilitas.
“Konsistensi Tito Karnavian dalam menjaga kepercayaan publik, sangat mungkin kemudian berubah menjadi peluang elektabilitas,” tutur Dedi dalam paparan hasil survei evaluasi satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin secara daring, Rabu 28 Oktober 2020.
Sementara terkait konstelasi politik dan wacana Pilpres 2024, potensi elektabilitas Tito membayangi perolehan ketua umum Partai Gerindra tersebut.
“Jika kita hanya melihat dari kalangan Menteri, Prabowo tetap teratas dengan perolehan 16,4 persen, lalu disusul Tito Karnavian 4,2 persen. Memang terpaut jauh, hanya saja tren pergerakan elektabilitas keduanya berbeda, Prabowo mengalami penurunan, dan Tito perlahan naik” lanjut Dedi.
Secara keseluruhan, dalam paparan IPO terhadap peluang tokoh dengan elektabilitas tertinggi adalah Ganjar Pranowo 17,9%, Prabowo Subianto 16,4%, Anies Baswedan 15,3%, Sandiaga Uno 8,8%, Ridwan Kamil 6,0%, Agus Harimurti Yudhoyono 5,7%, Tito Karnavian 4,2%, Gatot Nurmantyo 2,9%, Airlangga Hartarto 2,9% dan Mahfud MD 2,5%.
IPO dalam surveinya menggunakan metode purposif sampling terhadap 170 orang pemuka pendapat (opinion leader) yang berasal dari peneliti Universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial/perguruan tinggi. Sementara massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan 1.200 responden di seluruh wilayah proporsional Indonesia dengan margin of error 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan pada 12-23 Oktober 2020.