Susu Tak Hanya Nikmat dengan Rasa Manis, juga Asin dan Pedas
JAKARTA – Susu mengandung beragam nutrisi, termasuk vitamin, mineral, protein, lemak sehat, dan antioksidan. Kandungan nutrisi ini dapat bervariasi tergantung banyak faktor.
Susu juga sebagai sumber protein berkualitas yang kaya yang mengandung kesembilan asam amino esensial, yang dapat membantu mengurangi kehilangan otot terkait usia dan meningkatkan perbaikan otot setelah berolahraga.
Di samping itu, susu mengandung berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan tulang, seperti kalsium, vitamin D, fosfor, dan magnesium. Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi susu dan produk susu dapat mencegah osteoporosis dan mengurangi risiko patah tulang. Menambahkan susu, terutama susu murni, ke dalam makanan juga dapat mencegah penambahan berat badan.
Menariknya, susu tidak hanya kaya vitamin dan mineral untuk kesehatan. Di balik manfaat yang ditawarkan, faktanya susu dapat dikonsumsi bersamaan dengan makanan lain. Termasuk makanan asin dan pedas.
Chef Devina Hermawan menjelaskan, bahwa ini dinamakan sebagai food pairing, metode untuk mengidentifikasi makanan mana yang cocok dari sudut pandang rasa.
“Susu yang creamy, dimakan bersama manis tentu udah pasti enak. Seperti gingger cookies, roti panggang kacang dan selai. Roti panggang yang tekstur kasar dengan susu lembut menawarkan rasa yang enak. Nggak cuma manis tapi asin juga bisa. Kalau asin dan pedas, dibikin sate Bali,” jelas Chef Devina.
“Caranya, makan sate, teksturnya kan garing, terus minum susu. Makan sate lagi, pairing dengan susu lagi. Makan sate sambil minum susu bikin satenya lebih nyaman dimulut dan lebih gurih,” sambungnya.
Pada dasarnya, food pairing merupakan metode yang didasarkan pada prinsip bahwa makanan dapat digabungkan dengan baik satu sama lain ketika mereka berbagi komponen rasa utama. Metode ini dirancang untuk menginspirasi koki, pecinta kuliner, juru masak rumahan, dan food engineers. Metode ini membantu desain resep dan memberikan kombinasi makanan baru yang mungkin, yang secara teoritis masuk akal berdasarkan rasa mereka.
Foodpairing menyediakan kombinasi makanan yang mungkin, yang hanya didasarkan pada sifat intrinsik dari produk makanan yang berbeda. Kombinasi ini didasarkan pada senyawa perisa yang ada dalam produk. Hal ini menghasilkan kemungkinan kombinasi yang inovatif, daripada dipengaruhi atau dibatasi oleh konteks budaya dan tradisional produk.
“Untuk ngetrik anak yang susah makan bisa pake food pairing. Misal mau kasih makanan sereal tinggi serat, kan kurang enak, bisa dipairing pake susu,” tandasnya.
