Amien Rais: Pak Jokowi Harus Segera Berhenti Secepat Mungkin sebagai Petugas Partai
JAKARTA – Mantan Ketua MPR RI M Amien Rais menyarankan Joko Widodo (Jokowi) berhenti sebagai petugas partai. Diketahui, sebutan petugas partai beberapa kali disampaikan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Menurut Amien Rais, di dalam ilmu kepemimpinan, seorang calon pemimpin dapat menjadi pemimpin yang berhasil manakala ia punya kompetensi. Seorang pemimpin punya kompetensi bila ia punya pengetahuan yang baik tentang masyarakatnya, punya kejujuran, punya wawasan nasional, regional, dan global serta menomorsatukan kepentingan bangsanya dan rakyatnya di atas kepentingan partainya atau kepentingan lapisan kaya yakni mereka yang tergolong konglomerat dan korporatokrat. Lebih tepat lagi mereka yang masuk kelompok m-t-c (mafia, taipan, cukong).
“Nah, Pak Jokowi harus segera berhenti secepat mungkin sebagai petugas partai. Seorang pemimpin yang bekerja sebagai petugas partai atau pelaksana kepentingan lapisan kaya mustahil dapat membawa bangsa ke masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran,” kata Amien dalam channel YouTube Amien Rais Official, 4 September 2020.
Pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) ini lalu mengatakan, seorang pengamat dan wartawan asing pernah menulis bahwa Jokowi dan para pembantunya bermain smoke and mirror game, bermain membuat asap yang menutupi cermin realitas.
“Rakyat terkecoh oleh asap tebal yang berupa informasi resmi dari Istana bahwa Indonesia sudah berhasil membangun kehidupan nasional yang bagus dan segera mencapai keberhasilan sosial, ekonomi, dan politik. Jokowi dan para pembantu terdekatnya, berhasil menjadi spin doctors atau ahli penjungkirbalikan kenyataan. Akan tetapi, begitu asap itu menipis dan kemudian sirna, maka kenyataan apa adanya segera terkuak dan mengagetkan anak-anak bangsa. Ternyata kenyataan itu sungguh pahit,” ujarnya.
Kini, lanjut Amien Rais, asap itu makin tipis. “Sebagian besar rakyat sulit untuk dibohongi lagi bahwa enam tahun rezim Jokowi telah membawa Indonesia ke dataran rendah dan tidak mustahil semakin mendekati jurang sosial, politik, dan ekonomi yang curam, tajam, dan dalam.”