Memanas, Rusia Bakal Gelar Latihan di Laut Mediterania
ANKARA – Angkatan laut Turki mengatakan Rusia akan mengadakan dua latihan angkatan laut di Mediterania timur minggu depan. Langkah ini diyakini dapat memicu gesekan di tengah ketegangan di wilayah kaya energi itu.
“Kapal perang Rusia akan melakukan latihan tembak antara 8-22 September dan 17-25 September,” kata situs angkatan laut Turki pada Rabu malam seperti dilansir dari Bloomberg, Kamis (3/9/2020).
Pernyataan ini mendesak Moskow untuk tidak mengganggu studi seismik oleh kapal survei Turki di selatan pulau Kastellorizo Yunani dan di lepas semenanjung Karpas Siprus.
Juru bicara Angkatan Laut Rusia Igor Dygalo tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sementara Igor Korotchenko, kepala Pusat Analisis Perdagangan Senjata Dunia di Moskow, mengatakan latihan itu adalah unjuk kekuatan Rusia terhadap NATO dan bukan upaya untuk mendukung Turki.
“Kami memang memiliki hubungan ekonomi dan pertahanan yang kuat dengan Turki, tetapi kebijakan kami adalah menghindari dukungan dari kedua belah pihak dalam perselisihan ini,” katanya melalui telepon.
“Turki cukup mampu menjaga kepentingannya sendiri,” cetusnya.
Turki dan NATO tengah berselisih atas pembelian sistem pertahanan rudal S-400 Rusia oleh Ankara. Turki juga bertentangan dengan Uni Eropa atas sengketa teritorialnya dengan anggota blok itu Yunani dan Siprus. Kekuatan Uni Eropa, Prancis, baru-baru ini telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut untuk menopang negara-negara tersebut.
“Ada orang-orang yang datang dari ribuan kilometer dan mencoba untuk menggertak, mengklaim hak dan memainkan peran malaikat pelindung,” kata Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar dalam sebuah postingan di Twitter, dengan referensi yang jelas ke Prancis.
“(Turki) tidak mungkin menerima ini, mereka akan kembali secepat mereka datang,” imbuhnya.
Eksplorasi energi Turki di Mediterania timur telah memicu ketegangan dengan Yunani dan Siprus yang berakar pada interpretasi yang bertentangan tentang perbatasan laut, serta perseteruan antara Turki dan Siprus atas cadangan gas di sekitar pulau itu, yang sepertiga utaranya dikendalikan oleh pasukan Turki.
Ketegangan baru muncul minggu ini ketika Amerika Serikat (AS) melonggarkan embargo senjata yang telah berlangsung selama puluhan tahun di Siprus. Turki mengutuk langkah itu dan mendesak Washington untuk membatalkannya, dengan mengatakan bahwa pihaknya akan mengambil “langkah timbal balik” untuk melindungi warga Siprus yang berbahasa Turki
Pasukan Turki merebut sepertiga utara Siprus pada tahun 1974, menyusul upaya kudeta di mana junta militer di Athena berusaha untuk menyatukan Siprus dengan Yunani. Republik Siprus secara resmi memiliki kedaulatan atas seluruh pulau, meskipun pada dasarnya tetap terbagi.