Pakar: Kamala Haris Sulit Ubah Hubungan India-AS
WASHINGTON – Kamala Haris, menjadi orang Amerika keturunan India pertama yang tampil di panggung utama politik Amerika Serikat (AS) sebagai calon wakil presiden. Namun, sejumlah pakar menilai Kamala tidak akan mengubah hubungan AS-India jika Demokrat mengambil alih Gedung Putih.
Kamala, yang ibunya orang India, lahir dan besar di AS, dinobatkan sebagai pasangan calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden. Keputusan itu membuat senang orang-orang di India dan para ahli menganggap pencalonannya penting.
“Komunitas India-Amerika merasa terwakili,” kata Sylvia Mishra, seorang peneliti dan ahli hubungan India dan AS yang berbasis di Washington, seperti dilansir Anadolu Agency.
“Nominasi Kamala Harris sangat penting karena untuk pertama kalinya seorang wanita kulit berwarna, wanita kulit hitam pertama dan wanita pertama keturunan India dinominasikan untuk salah satu jabatan nasional tertinggi di negara ini,” sambungnya.
Dia mengatakan, darah Indianya akan tetap signifikan dalam politik domestik AS. Meski demikian, Mishra menyebut hal itu tidak akan terlalu berdampak ketika berurusan dengan hubungan AS-India, khususnya dalam bidang perdagangan.
“Dia kemungkinan akan mengejar kebijakan progresif tentang imigrasi. Namun, asal-usulnya di India tidak akan berdampak besar pada bagaimana AS atau (jika terpilih) pemerintahan Biden-Kamala akan berurusan dengan India secara luas pada masalah pelik seperti masalah perdagangan dan Hak Kekayaan Intelektual,” katanya.
Uma Purushothaman, pakar politik Amerika di Central University of Kerala menggemakan pandangan Mishra.
“Saya tidak berpikir itu akan berdampak banyak pada hubungan India-AS karena dua alasan. Pertama, hubungan India-AS memiliki dukungan dua-partisan di AS karena alasan ekonomi dan strategis dan tidak ada yang benar-benar akan berubah terlepas dari siapa wakil presidennya,” ungkapnya.
“Kedua, secara konstitusional, Wakil Presiden AS memang tidak banyak bicara dalam politik luar negeri kecuali dia diberikan tugas oleh presiden,” sambungnya.
Uma menambahkan bahwa Biden bukanlah anti-India dan dia mendukung kesepakatan nuklir dan membantu memperkuat hubungan antara kedua negara selama pemerintahan Obama. “Jadi, hubungan India-AS akan terus kuat, terutama mengingat kebutuhan bersama untuk mengelola China,” tukasnya.