Menjaga Situs Bung Karno di Ende, Gus Jazil: Anak dan Cucu Harus Paham Sejarah
ENDE – Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menuturkan, Kabupaten Ende di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki sejarahpenting bagi perjalanan bangsa Indonesia. Di sana, tempat Sang Proklamator Bung Karno diasingkan selama empat tahun, dan memikirkan masa depan bangsanya.
“Bung Karno pada masa itu diasingkan di kota kecil dan terpencil, namun tetap gigih berjuang,” ujar Gus Jazil saat mengunjungi Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende, Selasa (28/7/2020).
Untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan, kata Gus Jazil, bangsa ini harus mengisinya dengan perbuatan nyata. Dirinya berharap Situs Pengasingan Bung Katno lebih mendapat perhatian dari pemerintah.
“Selama ini sepertinya di tempat itu hanya sebatas dijaga apa yang ada saja,” kata politikus asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur itu.
Karena itu, Gus Jazil mendorong agar di sekitar situs pengasingan dibangun lahan parkir sehingga kendaraan pengunjung tidak berhenti di jalan. Selain itu, perlu adanya sentuhan teknologi dari koleksi-koleksi yang ada. Dengan sentuhan teknologi, diharap mampu lebih menjelaskan asal usul koleksi dan barang yang ada, terutama bagi anak-anak muda.
“Misalnya, setrika yang ada itu buatan mana, mesin ketik yang dipake Bung Karno itu merek apa,” tuturnya. Dengan sentuhan teknologi lewat digitalisasi koleksi atau artefak di situs tersebut bisa dijelaskan lebih detail barang-barang koleksi dibuat dari daerah atau negara mana.
Koordinator Nasional Nusantara Mengaji minta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memperhatikan Situs Rumah Pengasingan Bung Karno di Ende. Ia menyayangkan kalau bantuan dari pemerintah pusat diberikan bila sesuatu itu menguntungkan atau memberikan pendapatan. Menjaga situs-situs sejarah perjuangan bangsa menurut pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu perlu agar anak dan cucu kita mengerti dan paham sejarah perjuangan bangsa.
“Kita harus tahu betapa sulitnya Bung Karno dan keluarga hidup di pengasingan pada tahun 1934,” ungkapnya. Sangat disayangkan jika generasi milineal lebih paham K-Pop sebab pemahaman dan pendidikan sejarah buat mereka belum disampaikan secara massif dan dengan teknologi dan budaya yang sesuai dengan perkembangan zaman.