Ribuan Demonstran Israel Tuntut Netanyahu Mundur: Kami Muak dengan Koruptor!
YERUSALEM – Ribuan warga Israel kembali berdemo di Yerusalem dan kota-kota lain termasuk Tel Aviv sejak Sabtu pekan lalu. Massa demonstran yang marah menuntut Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu mengundurkan diri dengan alasan korupsi dan tak becus menangani pandemi virus corona.
Di Yerusalem, massa beraksi di luar kediaman Netanyahu dengan membawa berbagai poster bertuliskan tuduhan korupsi yang dialamatkan pada perdana menteri.
Tuduhan massa itu merujuk pada dakwaan terhadap perdana menteri pada bulan Januari atas penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan dalam tiga kasus. Netanyahu telah menyangkal semua tuduhan tersebut.
“Kami muak dengan para koruptor!,” bunyi sejumlah poster yang dibawa para demonstran. “Di mana moral? Di mana nilai-nilai?,” bunyi poster-poster lainnya, seperti dilansir AFP, Senin (27/7/2020).
Para pengunjuk rasa juga mengecam undang-undang yang disahkan minggu ini yang memberikan pemerintah kekuatan khusus untuk memerangi penyebaran virus corona hingga akhir 2021.
Protes terhadap runtuhnya ekonomi akibat pandemi virus corona telah meluas ke seluruh negeri dalam beberapa pekan terakhir. Dalam beberapa kasus, polisi menyemprot demonstran dengan meriam air, dan melukai beberapa demonstran.
Israel awalnya mendapat pujian karena respons cepat terhadap wabah virus corona baru penyebab Covid-19, tetapi pemerintah mendapat kecaman di tengah munculnya kasus-kasus infeksi baru setelah pembatasan dicabut mulai akhir April.
Setelah melaporkan lebih dari 1.000 kasus infeksi baru virus corona dalam sehari selama beberapa minggu terakhir, pemerintah telah memberlakukan kembali beberapa pembatasan, termasuk menutup bar, kelab malam dan pusat kebugaran.
Negara berpenduduk sekitar 9 juta orang tersebut sejauh ini telah melaporkan 60.496 kasus infeksi virus corona yang dikonfirmasi, termasuk 455 kematian.
Pada hari Sabtu, ribuan pemrotes juga berdemonstrasi di kota pesisir Tel Aviv. Massad frustrasi dengan dampak pembatasan terhadap ekonomi, di mana banyak keluarga yang menganggur dan berpenghasilan rendah mengatakan pemerintah tidak cukup berbuat sesuatu untuk membantu mereka.