Dipermalukan Udinese, Sarri Akui Juventus Kehilangan Ritme Permainan
TURIN – Pelatih Maurizio Sarri mengakui Juventus tampil buruk saat dikalahkan Udinese 1-2 pada lanjutan Serie A. Dia menyebut pasukannya kehilangan koordinasi dan ritme permainan ketika bertandang ke Dacia Arena, Jumat (24/7/2020).
Juventus tinggal sedikit lagi jadi juara Serie A musim 2019/2020 setelah tendangan Matthijs de Ligt menjebol gawang Udinese dimenit ke-42. Tapi, euforia La Vecchia Signora berubah jadi duka akibat diving header Ilija Nestorovski (52) dan counter attack Seko Fofana (90).
“Itu sering terjadi akhir-akhir ini. Kami kehilangan kerjasama tim dan bentuk permainan. Kami tampil cukup bagus pada babak pertama, kemudian kemasukan yang membuat kedudukan jadi imbang. Kami ingin menang dengan segala cara. Tapi, pada akhirnya permainan kami jadi kacau dan kalah,” ucapnya.
“Adalah hasrat kami untuk menang yang membuat kami melakukan pendekatan berbahaya. Dan, kami akhirnya kalah pada menit ke-93. Sebab, kami ingin menang dengan segala cara,” lanjut mantan pelatih Chelsea itu.
Jika saja bisa mengalahkan Udinese, Juventus secara matematis akan merengkuh Scudetto kesembilan secara beruntun, atau gelar Serie A pertama bagi Sarri. Kini, bila Atalanta bisa mengalahkan AC Milan, posisi La Vecchia Signora bisa terancam karena selisihnya akan berkurang menjadi tiga poin.
“Sulit mencari keseimbangan pada saat ini. Setiap pemain disetiap tim makin kelelahan. Karena itu pula kami jadi tidak seagresif biasanya. Tapi, saya percaya organisasi tim jauh lebih penting dari bermain agressif. Ini lebih kepada kelelahan mental dibanding fisik. Kami kehilangan ketenangan setelah kedudukan disamakan,” tandas Sarri.