Pakar: Turki Bisa Kerahkan Sistem Rudal S-400 Rusia di Libya
ANKARA – Turki dinilai dapat mengerahkan sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia di Libya dalam upaya untuk menghindari sanksi Amerika Serikat (AS). Penilaian ini dipaparkan pakar hubungan Rusia-Turki, Basel Haj Jasem.
Washington telah mengancam Ankara dengan sanksi dan menangguhkan Turki dari program untuk membangun dan mengoperasikan jet tempur siluman F-35 setelah Ankar membeli S-400 dari Moskow. Menurut Washington, senjata pertahanan canggih Moskow itu tidak kompatibel dengan sistem NATO dan mengancam kemampuan stealth atau siluman dari jet tempur F-35.
Amerika Serikat telah meminta Turki untuk menjual senjata pertahanan itu kepada pihak ketiga, untuk menyebarkannya di negara lain atau berjanji secara tertulis untuk tidak mengaktifkan sistem tersebut.
“Salah satu skenario paling menguntungkan yang dapat diterima oleh tiga pihak utama adalah menggelar sistem S-400 di Libya sejalan dengan perjanjian keamanan dan militer antara Ankara dan Tripoli dan setelah menyetujuinya dengan Moskow dan Washington,” kata Jasem dalam sebuah artikel ditulis untuk Daily Sabah yang dikutip Ahval News, Kamis (9/7/2020).
Turki dan Rusia mendukung pihak-pihak yang saling bertikai dalam konflik Libya. Ankara mendukung Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui secara internasional, sedangkan Moskow dianggap mendukungTentara Nasional Libya (LNA) yang dipimpin Jenderal Khalifa Haftar.
“Karena ada lebih banyak yang dipertaruhkan daripada hanya sistem rudal, Ankara yang ingin menjaga keseimbangan antara Moskow dan Washington, lebih memilih untuk tidak mengambil risiko hubungannya di kedua sisi dengan mengorbankan yang lain,” kata Jasem