9 Kali Kalah Dalam Satu Musim, Ada Apa dengan Pep Guardiola?
MANCHESTER – Leroy Sane resmi ke Bayern Muenchen, David Silva pensiun, Sergio Aguero rawan cedera dan mulai menua. Ini gambaran Manchester City (Man City) di pengujung musim. Mereka dipastikan kehilangan gelar Liga Primer, meski masih berada di jalur Piala FA dan Liga Champions.
Pep Guardiola sedang mengalami masalah aneh di Man City. Untuk pertama kali dalam karier profesionalnya, tim yang ditukanginya menelan sembilan kekalahan. Anda tidak salah baca statistik, sembilan kekalahan dalam satu musim. Jika sepak bola adalah lari, Man City kalah di nomor sprint dan maraton sekaligus.
Jarak 25 poin adalah angka yang mungkin tidak terbayangkan dalam benak Guardiola sebelum musim dimulai. “Sulit bagi kami menemukan alasan mengapa (menelan kekalahan) itu terjadi,” kata Guardiola, saat ditanya tentang buruknya rekor Man City.
Secara materi, tidak ada yang berubah dari The Citizens antara musim ini dan sebelumnya. Hanya, statistik memperlihatkan hasil berbeda. Rata-rata poin Man City turun 0,58 dibandingkan musim lalu. Musim ini, Man City hanya mengumpulkan rata-rata 2,00 poin per laga, sedangkan musim lalu 2,58.
Penurunan ini disebabkan buruknya perolehan laga tandang Silva dkk. Jika musim 2018/2019 mereka berhasil menambang 2,32 poin dari kandang lawan, tahun ini hanya 1,65! Rata-rata hasil tandang ini bahkan lebih buruk dibandingkan Chelsea yang memperoleh 1,69 poin saat laga tandang.
Pun dengan laga kandang yang mengalami penurunan. Musim ini pendapatan di Stadion Etihad hanya di angka 2,38 dari 2,84 per pertandingan. Menariknya, ada faktor berbeda dari penurunan poin di kandang dan tandang.
Di laga kandang, Man City memiliki masalah dalam produktivitas dan pertahanan mereka yang sama-sama mengalami penurunan. Di laga tandang, The Citizens justru naik dari sisi produktivitas, tapi rentan di pertahanan.
Dua faktor yang memberikan indikasi jika Man City memang memiliki kelemahan di sektor belakang dan depan. Di belakang, sejak Vincent Kompany pensiun, Man City tak memiliki pemimpin untuk mengorganisasi pertahanan.
Dua center back yang didatangkan dengan harga mahal, yakni Aymeric Laporte serta John Stones perlahan terlihat menurun. Laporte sering mendapatkan tempat utama, tapi dia bukan pemain penting di belakang. Sementara Stones lebih sering naik meja perawatan. Tandem alternatif seperti Nicolas Otamendi dan Eric Garcia juga tak pernah benar-benar konsisten.
Lini depan tak kalah rumit. Meski memiliki Raheem Sterling dengan 13 gol dan Gabriel Jesus yang 10 kali menjebol gawang lawan, mereka tetap tak bisa menepikan Aguero. Contoh nyata saat pertandingan melawan Chelsea. Mendominasi laga, mereka kesulitan masuk ke pertahanan karena tidak ada pemain yang konsisten berada di area penalti dan bisa menarik pemain lawan.
Jika ada yang membuat Guardiola lega, itu adalah lini tengah yang terus membaik. Phil Foden naik daun dan Kevin de Bruyne menjadi bintang di tengah gelayut mendung Stadion Etihad. De Bruyne berkontribusi 28 gol di Man City, 11 gol dan 17 assist.
Melihat situasi ini, yang dibutuhkan Man City bukan Jadon Sancho, tapi pemain belakang dan penyerang tengah untuk menghadirkan pesaing Aguero. Dua posisi yang bisa membuat The Citizens akan lebih kompetitif di musim depan.
Center back Napoli Kalidou Koulibaly dan Inter Milan Milan Skriniar bisa jadi bidikan. Mereka juga butuh full back yang bisa melakukan tracking cepat ke depan dan belakang. Benjamin Mendy yang diharapkan ternyata gagal menjalankan tugas tersebut. David Alaba disebut sedang masuk radar.
Untuk lini depan, belum banyak kabar yang beredar. Paling mungkin Guardiola harus beradaptasi dengan pemain yang ada dan bagaimana memaksimalkan potensi Gabriel, termasuk dalam pertandingan Newcastle United, dini hari nanti. Laga ini menjadi salah satu tes penting konsistensi The Citizens dalam mengamankan tempat mereka di Liga Champions musim depan.
“Tidak ada yang bisa dibandingkan dengan Aguero dan apa yang telah dia lakukan dalam kariernya. Dia lebih tua dari Gabriel. Gabriel memberi kita sesuatu yang sempurna bagi saya dan kita,” kata Guardiola, dikutip manchestereveningnews