Studi Ungkap 8.000 Kematian Tambahan di Mexico City Saat Wabah Corona
MEXICO CITY – Ibu kota Meksiko mencatat 8.072 kematian lebih banyak pada lima bulan pertama tahun ini dibandingkan rata-rata pada periode sama dalam empat tahun terakhir.
Hasil studi itu berdasarkan penelitian independen yang dirilis pada Senin (25/5). Para peneliti menduga kemungkinan peningkatan kematian itu akibat virus corona.
Pejabat kesehatan melaporkan 1.655 kematian akibat virus itu di Mexico City, selain dari 7.394 kematian secara nasional. Pejabat juga mengakui kematian sebenarnya akibat corona jauh lebih tinggi tapi sulit memperkirakan akibat tingkat tes yang rendah.
Pengembang software Mario Romero Zavala dan konsultan ekonomi Laurianne Despeghel merilis hasil studi itu di majalah Meksiko, Nexos. Disebutkan, ada 39.173 kematian tahun ini hingga 20 Mei dengan mengambil data dari data sertifikat kematian yang dikeluarkan Mexico City.
Selama empat tahun sebelumnya, mereka mengkalkulasi hanya 31.101 kematian rata-rata selama periode yang sama, menggunakan sumber data yang sama.
Data resmi kematian akibat corona yang dirilis pejabat Mexico City hanya sekitar 20% dari hasil studi itu.
“Kematian yang berlebih” menjadi istilah yang digunakan epidemiologis untuk memperkirakan peningkatan kematian, dibandingkan kondisi normal, terkait krisis kesehatan publik.
Kematian berlebih itu sulit dihitung di Meksiko karena data paling baru tentang kematian dari badan statistik nasional hanya dari 2018.
“Meski studi kematian berlebih memungkinkan kita mengidentifikasi tingkat kematian lebih tinggi selama krisis Covid-19, ini tidak cukup untuk mengaitkan langsung atau khusus pada virus itu,” kata Despeghel yang menyebut analisa itu hanya langkah pertama untuk mengukur dampak Covid-19.