Siap Lawan AS di Karibia, Venezuela Kerahkan Rudal Buk Rusia
CARACAS – Militer Venezuela di bawah komando Presiden Nicolas Maduro telah mengerahkan rudal Buk Rusia dan artileri roket jarak jauh ke lepas pantainya di Laut Karibia. Militer Caracas menyatakan siap untuk melawan pasukan Amerika Serikat (AS) di perairan tersebut.
Pengerahan rudal itu dilakukan setelah Washington dilaporkan mengirim empat kapal perang ke perairan Karibia untuk menghentikan empat kapal tanker Iran pembawa bahan bakar untuk Venezuela. Caracas sangat membutuhkan pasokan bahan bakar tersebut di tengah lumpuhnya industri minyak negara sosialis tersebut.
“Kami menyaksikan latihan militer…di pulau La Orchila, dengan tes sistem rudal yang paling tepat untuk pertahanan perairan dan pantai,” kata Maduro dalam konferensi pers dengan para pemimpin militer, Jumat waktu Caracas. Pulau itu berada sekitar 80 mil di utara daratan Venezuela dan menampung Stasiun Udara Angkatan Laut Antonio Diaz.
“Kami sedang menguji rudal Buk Rusia, presisi absolut,” katanya, seperti dikutip Agence France-Presse, Sabtu (23/5/2020). “Kami siap untuk apa pun dan kapan pun,” ujarnya, merujuk pada kemungkinan konflik dengan militer AS.
Namun, dari sistem senjata yang dikerahkan tidak ada yang memiliki jangkauan yang benar-benar bisa melindungi jalur air antara pulau La Orchila dan daratan Venezula.
Rudal Buk-M2E Rusia hanya memiliki jangkauan 30 mil dan peluncur roket BM-30 dapat menjangkau 56 mil, meskipun sistem-sistem senjata itu tidak dilengkapi dengan teknologi untuk serangan presisi terhadap objek laut, misalnya kapal. Negara sosialis itu sebenarnya memiliki sistem pertahanan rudal S-300 buatan Rusia, namun absen dari latihan militer.
Komando Operasi Strategis Venezuela merilis video yang menunjukkan peluncur roket BM-30 menembaki sebuah kapal tanker boneka yang ditarik oleh kapal perang Venezuela.
Sementara itu, yang pertama dari lima kapal tanker Iran pembawa bahan bakar telah mendekati Laut Karibia, sekitar dua hari berlayar dari La Guaira. Lima kapal tanker Iran—Clavel, Forest, Faxon, Fortune dan Petunia—membawa 1,5 juta barel bahan bakar kolektif yang dimaksudkan untuk mengatasi krisis bahan bakar di Venezuela. Negara yang dipimpin Presiden Maduro krisis bahan bakar setelah kilang minyak terbesar di negara itu ditutup awal tahun ini.
Pentagon sejauh ini menyatakan tidak memiliki perintah untuk mencegat lima kapal tanker Iran. Namun, pengiriman empat kapal perang AS ke perairan Karibia memicu spekulasi bahwa militer Washington hendak mengintersepsi kapal-kapal tanker Teheran.
Di tengah pandemi Covid-19 dan tuduhan baru “narco-terorisme” terhadap kepemimpinan Venezuela oleh Washington, penerbangan pesawat patroli AS di Karibia juga meningkat, termasuk pesawat P-8 Poseidon dan pesawat mata-mata RC-135 Rivet Joint.
Presiden AS Donald Trump dalam percakapan telepon dengan mitra regionalnya mengatakan bahwa AS mengepung Venezuela.”Dikepung pada tingkat yang bahkan tidak ada yang tahu, tetapi mereka tahu. Kami mengawasi untuk melihat apa yang terjadi,” katanya.