Sejak Januari, Enam Klub Seri A Tunggak Gaji Pemain
MILAN – Beberapa klub Seri A seperti Juventus dan AS Roma memang telah mencapai kesepakatan mengurangi gaji para pemainnya selama pandemi Covid-19. Tapi, itu tidak berlaku untuk semua klub karena tak sedikit masih berjuang menemukan titik temu.
La Repubblica mengklaim setidaknya ada enam klub Seri A belum membayar gaji pemain mereka sejak Januari. Itu karena perdebatan masih terus berlanjut mengenai besaran pemotongan gaji yang harus ditetapkan.
Pasalnya, para pemain ingin memastikan bahwa jika mereka menerima pemotongan gaji, uang itu digunakan untuk membantu staf yang telah dirumahkan atau sebagai bagian dari dana disalurkan untuk tim semipro dan tim wanita.
Akibatnya, selama negosiasi berlangsung, enam klub tersebut telah membekukan pembayaran gaji para pemainnya sejak Januari. Mereka memanfaatkan celah yang berarti gaji bulan Januari, Februari, dan Maret hanya diperiksa pihak berwenang pada akhir Juni.
Bukan hanya permasalahan gaji pemain yang masih tertahan, pandemi Covid-19 diyakini bakal memengaruhi aktivitas transfer klub. Direktur UC Sampdoria Carlo Osti memperingatkan pandemi akan memiliki efek besar pada biaya transfer karena beberapa pemain akan kehilangan lebih dari 30% dari nilainya.
Osti menilai lockdown telah berlangsung dua bulan di Italia dan belum memiliki tanggal pasti kembalinya Seri A musim ini atau tidak membuat semuanya menjadi serba tidak menentu. “Ini akan memengaruhi semua orang, dari menengah ke pemain paling top. Klub-klub besar tentu akan memiliki pendapatan lebih sedikit sehingga memiliki efek knock-on untuk lainnya. Sampai kita benar-benar kembali bermain, akan sulit melihat seberapa besar pasar akan terpengaruh. Saya yakin beberapa pemain akan kehilangan lebih dari 30% dari nilainya selama periode ini,” papar Osti, dilansir football-italia.net.
Osti mengacu pada situasi terkini. Sebagian besar tim Seri A berlatih pekan ini. Tapi, mereka sangat berhati-hati menunjukkan dalam pernyataan bahwa ini adalah latihan ‘sukarela’ menggunakan pusat pelatihan mereka dan bukan pekerjaan yang diamanatkan.
Itu karena awalnya para atlet dalam olahraga tim telah dilarang bekerja di sebuah pusat sampai 18 Mei, sedangkan mereka bisa berlari di taman lokal sebagai warga negara sejak 4 Mei. Putusan tentang protokol medis untuk pelatihan kontak`tim diharapkan keluar dalam beberapa hari ke depan.
Terlepas dari semua polemik tersebut, gelandang Cagliari Radja Nainggolan mengatakan yang terpenting adalah seluruh pemain berada dalam kondisi terbaik saat Seri A kembali bergulir. Nainggolan menilai jeda paksa akibat pandemi Covid-19 selama beberapa bulan terakhir membuat para pemain harus bekerja keras agar bisa di level tertinggi saat tampil di lapangan lagi lantaran berlatih masing-masing selama masa karantina jelas tidak maksimal.
Tantangan semakin besar mengingat kondisi timnya sedang limbung. Pelatih Rolando Maran dipecat tepat sebelum kompetisi terhenti dan Walter Zenga ditunjuk sebagai penggantinya. Namun, dia belum memulai tugasnya menangani Cagliari.
“Secara pribadi, saya baik-baik saja. Tapi, untuk melanjutkan permainan dan kompetisi, Anda juga harus mempertimbangkan bagaimana Anda akan kembali. Kalau dipikir-pikir, kita seperti sedang berlibur selama sebulan di musim panas dan sekarang kita sudah memasuki bulan yang kedua,” tandas Nainggolan