AS Berencana Kirim 8.000 Ventilator ke Luar Negeri
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana untuk mengirim 8.000 ventilator ke sejumlah negara pada akhir Juli ini guna membantu melawan virus Corona.
“Kami memiliki sembilan pabrik yang memproduksi ventilator dengan jumlah yang tidak dapat dipercaya oleh siapa pun. Tidak ada yang seperti itu sejak Perang Dunia Kedua,” kata Trump seperti dikutip dari AP, Sabtu (9/5/2020).
Trump mengatakan AS akan memberikan mesin ventilator ke beberapa negara. Tidak jelas apakah beberapa negara itu akan membayar untuk ventilator tersebut, yang harganya berkisar USD5.000 hingga USD30.000 tergantung pada model.
“Dengan cara tertentu, saya ingin mereka menjadi sumbangan. Saya sungguh akan melakukan itu. Saya pikir itu niat baik,” kata Trump.
“Sulit untuk mengatakan Anda harus membayar kami untuk menyelamatkan orang dari kematian,” imbuhnya.
Gedung Putih tidak menanggapi permintaan spesifik tentang berapa banyak ventilator telah dikirim sejauh ini, atau kriteria untuk menentukan negara mana yang akan mendapatkannya.
Tetapi seorang pejabat pemerintah yang akrab dengan upaya tersebut memberikan angka 8.000 sebagai bagian dari daftar tindakan yang bertujuan mendukung sistem kesehatan di luar negeri. Pejabat itu tidak berwenang untuk mendiskusikan proyeksi di depan umum dan hanya berbicara dengan syarat anonimitas.
Ventilator yang dikirim ke negara lain bukan berasal dari persediaan nasional AS, yang mencapai sekitar 12 ribu dan siap untuk dikirim ke berbagai wilayah. Persedian AS, yang dikelola oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, sedang diisi ulang dengan ribuan ventilator yang diproduksi berdasarkan Undang-Undang Produksi Pertahanan.
“Awalnya, itu sangat menakutkan dan kami memiliki banyak negara bagian yang meminta dalam jumlah yang tidak dapat disediakan,” ujar Jared Kushner, penasihat presiden dan menantu Trump, dalam pertemuan Gedung Putih dengan anggota Partai Republik dari Kongres.
“Presiden ingin memastikan bahwa siapa pun di negara ini yang membutuhkan ventilator akan mendapatkan ventilator. Dia (Trump) melihat apa yang terjadi di Italia, di mana orang-orang sekarat di rumah sakit dan tidak bisa mendapatkan perawatan yang mereka butuhkan, dan presiden berkata,’Saya tidak ingin itu terjadi di Amerika’,” ujar Kushner menirukan pernyataan Trump.
Kushner mengatakan pemerintah AS menggunakan UU Produksi Pertahanan untuk menyetujui sekitar 10 kontrak dengan perusahaan agar membuat ventilator. Tahun lalu, AS membuat sekitar 30.000 ventilator. Tahun ini, hanya dalam periode empat bulan, AS akan menghasilkan sekitar 150.000.
“Kami berada di tempat sekarang di mana kami baik-baik saja,” ujar Kushner.
“Banyak sekutu kami – negara-negara yang bersahabat dengan Amerika – mulai mendapatkan ventilator dari kami, dan kami memiliki lebih dari cukup untuk mengurus semua warga Amerika sehingga ini menjadi kisah sukses yang hebat,” imbuhnya.
Dalam beberapa minggu terakhir, Trump mengaku telah menerima permintaan bantuan dari negara lain. Ia mengatakan telah menawarkan ventilator kepada Presiden Rusia Vladimir Putin selama panggilan pada hari Kamis.
“Negara-negara tahu bahwa kami memiliki jumlah yang luar biasa, volume yang luar biasa dan mereka telah menelepon. Nigeria baru saja menelepon. Kami memberi mereka 250 ventilator. Kami memiliki banyak negara, saya katakan 12, 14 negara yang menelepon,” kata Trump minggu ini.
“Kami mengirim beberapa ke Prancis. Kami mengirim beberapa ke Spanyol dan, Italia. Kami memiliki empat negara Afrika,” ia menambahkan.
Awal bulan lalu, Trump mengatakan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta ventilator. Seorang juru bicara pemerintah Inggris mengatakan, Layanan Kesehatan Nasional negara itu telah memerintahkan ventilator dari produsen di seluruh dunia, termasuk di AS.
Dalam tweet, Trump telah mengidentifikasi Ekuador, El Salvador, Honduras, Ethiopia, dan Indonesia sebagai negara yang telah meminta ventilator.