Virus Corona Masih Ganas di AS, 1.450 Meninggal dalam 24 Jam
WASHINGTON – Wabah virus corona baru (COVID-19) masih mengganas di Amerika Serikat (AS). John Hopkins University (JHU) mencatat 1.450 orang meninggal akibat penyakit itu dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah total kematian menjadi lebih dari 67.600.
Universitas yang berbasis di Baltimore ini telah mencatat lebih dari 1,15 juta kasus COVID-19 di negara itu pada pukul 20.30 malam pada hari Minggu waktu setempat, dengan 67.674 kematian.
Data versi worldometers, AS memiliki 1.188.122 kasus COVID-19 dengan 68.598 kematian dan 178.263 pasien berhasil disembuhkan.
Baik data JHU maupun worldometers, Amerika Serikat sejauh ini masih menjadi negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia akibat COVID-19.
Sebagai perbandingan Spanyol memiliki 247.122 kasus dengan 25.264 kematian dan 148.558 pasien berhasil disembuhkan. Negara ini tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak kedua di dunia.
Sedangkan Italia memiliki 210.717 kasus dengan 28.884 kematian dan 81.654 pasien berhasil disembuhkan. Negara ini tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus terbanyak ketiga di dunia.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump mengatakan negaranya akan memiliki vaksin COVID-19 pada akhir tahun ini.
“Kami sangat yakin bahwa kami akan memiliki vaksin pada akhir tahun ini, pada akhir tahun ini,” kata Trump dalam acara “town hall” Fox News yang disiarkan dari Lincoln Memorial di Washington, DC.
Dia juga mengatakan akan mendesak pembukaan kembali sekolah dan universitas pada bulan September, dengan mengatakan; “Saya ingin mereka kembali.”
AS sedang bersaing dengan negara-negara lain untuk menjadi yang pertama yang memiliki cara untuk mengalahkan COVID-19 dengan vaksin.
Trump bersikeras bahwa dia akan senang jika negara lain mengalahkan para peneliti AS dalam hal penemuan obat.”Jika itu adalah negara lain saya akan melepas topi saya,” katanya, yang dilansir Senin (4/5/2020).
“Saya tidak peduli, saya hanya ingin mendapatkan vaksin yang berfungsi,” ujarnya.
Ditanya tentang risiko selama percobaan manusia dalam proses penelitian vaksin COVID-19 yang berlangsung sangat cepat, Trump mengatakan; “Mereka sukarelawan. Mereka tahu apa yang mereka hadapi.”