Di Tengah Pandemi Covid-19, Industri Automotif Dunia Mulai Bangkit
FRANKFURT – Secercah harapan di dunia automotif mulai bermunculan di tengah pandemi corona (Covid-19). Perusahaan automotif raksasa Jerman, Volkswagen, mulai kembali mengoperasikan pabrik terbesarnya pada Senin (27/4/2020) lalu sebagai bagian dari industri berskala luas yang kembali diaktifkan di seluruh Eropa di saat pandemi korona masih mewabah di sana.
Di tengah semakin menurunnya tingkat infeksi, Jerman memang telah memperlonggar lockdown, namun banyak perusahaan tetap menerapkan protokol kesehatan bagi para pekerjanya. Para pekerja Volkswagen diperiksa temperatur tubuhnya.
Volkswagen Group, dengan brand Skoda, Audi, Bentley, Porsche, dan Seat, mengoperasikan pabrik-pabriknya di Portugal, Spanyol, Rusia, Afrika Selatan, dan Republik Ceko pada pekan ini. “Khusus kapasitas produksi di Wolfsburg hanya akan beroperasi 10-15%, dan akan mencapai 40% dalam waktu satu pekan,” ungkap anggota Dewan Direksi VW kepada Reuters. “Penghidupan kembali pabrik terbesar mobil di Eropa setelah beberapa pekan lockdown menjadi simbol penting bagi pegawai, dealer, penyuplai, serta ekonomi Jerman dan Eropa,” katanya.
Langkah Volkswagen juga dibayangi rivalnya, Renault, Peugeot, dan Fiat Chrysler untuk menghidupkan kembali industri itu setelah lockdown dan kekurangan suplai bahan baku. Fiat Chrysler telah mengoperasikan kembali produksi mobil Italia itu di pabrik Atessa dan beberapa operasional di Melfi dan Turin.
Produsen truk Swedia, AB Volvo, yang memiliki brand truk Mack dan Renault, juga akan memulai kembali produksi. AB Volvo menyatakan pesanan mobil sudah mencapai titik negatif sejak akhir Maret lalu karena banyak pelanggan yang membatalkan pembelian truk yang sebelumnya dipesan.
Volvo melaksanakan pemeriksaan tingkat oksigen pada darah karyawannya sebelum bekerja. Adapun para pekerja di Hyundai Motor harus melewati kamera pemindai panas untuk mengetahui temperatur tubuh.
Banyak dealer mobil di Jerman tutup hingga pekan lalu dan memengaruhi penjualan mobil. Para analis LMC Automotive melihat adanya pola penjualan negatif di seluruh dunia. “Kami memperkirakan bahwa penjualan kendaraan akan berada di titik nadir pada April di Eropa dan Amerika Utara, tetapi akan kembali pulih dalam beberapa bulan ke depan,” katanya.
Di Italia, dealer mobil juga akan kembali beroperasi pekan depan. “Sebagian besar dealer memiliki stok mobil yang menumpuk,” kata Plinio Vanini, chairman Gruppo Autotorino, dealer mobil Italia, yang mampu menjual lebih dari 29.000 mobil baru tahun lalu.
Sementara itu, perusahaan automotif Amerika Serikat (AS) seperti General Motors Co dan Ford Motor Co menargetkan produksi mobil kembali pada 18 Mei mendatang. Itu dilakukan setelah kebanyakan pabrik di AS menghentikan operasi pada Maret lalu karena pandemi virus korona.
Para eksekutif perusahaan automotif tersebut sedang berdiskusi dengan serikat pekerja dan Gubernur Michigan Gretchen Whitmer. Ford menyatakan sedang menentukan kepastian kapan produksi mobil di pabrik di Amerika Utara akan kembali beroperasi. Namun, serikat pekerja industri mobil pekan lalu memperingatkan “terlalu dini dan terlalu berisiko” untuk membuka kembali pabrik.
Gubernur Michigan Whitmer akan memberikan data kapan seharusnya sektor yang krusial akan kembali beroperasi. “Itu akan ditentukan oleh data, bukan jadwal buatan,” kata Whitmer.
Toyota juga akan membuka kembali fasilitas pabrik di Amerika Utara, termasuk pabrik di Georgetown, Kentucky, pada 4 Mei mendatang. Perusahaan automotif Jepang itu sebelum menutup pabriknya di AS karena lockdown yang diberlakukan Pemerintah AS.
“Pabrik automotif akan memasuki tahapan bekerja kembali,” kata Juru Bicara Toyota, Rick Hesterberg. Namun, pabrik tentu tidak akan langsung beroperasi normal, tetapi memulai berbagai tahapan. “Kita fokus pada reorientasi para pekerja sesuai dengan protokol dan prosedur kesehatan,” katanya.
Di Beijing, China, mayoritas pabrik besar telah kembali beroperasi kembali pada awal April lalu, ketika Pemerintah China telah memperlonggar lockdown untuk menghambat persebaran virus corona. Data Purchasing Manager’s Index (PMI) menunjukkan level 51. Data itu prediksi dari 32 lingkup ekonomi yang disurvei Reuters. Poin 50 menunjukkan adanya aktivitas ekonomi yang terus meningkat. “Pemulihan ekonomi dimulai dari sektor produksi untuk mendukung pertumbuhan,” demikian analisis Morgan Stanley.
Data terakhir Pemerintah China menunjukkan 84% perusahaan berskala kecil dan menengah kembali dibuka pada April lalu, dibandingkan 71,7% pada 24 April lalu. Dihantam virus corona, ekonomi China tenggelam 6,8% pada kuartal pertama dibandingkan tahun sebelumnya. Itu disebabkan industri China tidak lagi mengekspor dan mengalami kekurangan logistik.
Bagaimana dengan Indonesia? Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara, menilai industri automotif nasional masih menghadapi tantangan berat tahun ini. Pun setelah wabah corona bisa teratasi pada tengah tahun nanti. “Masih berat, di Amerika Serikat pun demikian. Mereka masih diliputi kekhawatiran,” ungkapnya kepada KORAN SINDO kemarin.
Menurut Kukuh, hal paling penting bagi industri automotif nasional adalah ketepatan dalam penyelesaian wabah korona. “Yang penting wabahnya selesai dulu, baru kita berpikir bagaimana selanjutnya,” paparnya.
Industri automotif sudah memiliki planning jangka pendek maupun jangka panjang setelah wabah virus yang dikenal dengan Covid-19 itu tuntas. Mengenai klaim Kementerian Perindustrian bahwa industri manufaktur ada pertumbuhan investasi, Kukuh belum melihat hal itu terjadi di industri automotif. “Saya melihat belum (ada). Yang sudah menyampaikan komitmen kan Hyundai dan belum tahu kapan realisasi,” tuturnya.