Studi Singapura Prediksi Pandemi Covid-19 Berakhir pada Desember
SINGAPURA – Studi terobosan oleh tim pakar data dari Singapura memprediksi pandemi global Covid-19 akan mengakhiri siklus hidupnya pada Desember tahun ini.
Virus corona telah menginfeksi hingga 3 juta jiwa di dunia dan menewaskan lebih dari 200.000 orang.
Terjadi kekhawatiran tentang masa depan pandemi itu, terutama saat sebagian negara menerapkan lockdown yang membuat ekonomi global melambat.
Ketidakpastian tentang pandemi itu membuat Profesor Jianxi Luo dan timnya di Singapura berupaya menjawab pertanyaan: Kapan Covid-19 akan berakhir?
“Berbagai prediksi itu murni didorong oleh keingintahuan pribadi terkait kapan Covid-19 akan berakhir di Singapura, tempat kita hidup dan negara-negara lain,” ujar Luo, direktur Data-Driven Innovation Lab dan kepala riset tersebut.
“Perkiraan tanggal berakhirnya itu muncul pada sebagian besar orang karena ini diperlukan secara mental dan bagian penting dari perencanaan selama pandemi Covid-19, tapi juga secara alami sulit dilakukan karena ketidakpastian masa depan,” papar Luo.
Dia dan timnya menciptakan model rentan-terinfeksi-pulih melalui model matematika yang rumit dan menggunakan kode-kode open source dari Milan Batista, serta data dari Our World in Data untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi dan memprediksi kapan pandemi mungkin berakhir di sejumlah negara dan dunia.
Studi menunjukkan siklus hidup virus untuk 131 negara, sedangkan lainnya digambarkan dalam grafik pada halaman web yang diluncurkan Data-Driven Innovation Lab pada 18 April.
Data itu diperbarui setiap hari dan menunjukkan titik infleksi dan tahap akhir pandemi menggunakan grafik kurva untuk visualisasi.
Negara kecil seperti Brunei dan Liechtenstein diprediksi mengakhiri siklus pandemi paling cepat April.
Siklus diperkirakan berhenti penuh di sejumlah negara seperti Qatar dan Bahrain pada Februari mendatang. Di Indonesia, pandemi diperkirakan berakhir pada Juni.
“Evolusi Covid-19 tak sepenuhnya acak,” kata Luo yang menambahkan pendekatan ini bisa dilakukan karena ada pengetahuan pola proses pandemi secara historis.