Belva Mundur, Masyarakat Masih Gugat Kehadiran Ruangguru di Kartu Prakerja
JAKARTA – Adamas Belva Syah Devara sudah resmi mundur dari Staf Khusus (Stafsus) ‘milenial’ Presiden Jokowi. Namun perusahaan ‘Ruangguru’ yang didirikan Belva masih menuai polemik dan digugat sebagian masyarakat karena masih menjadi patner dalam program Kartu Prakerja.
Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie salah satunya mempertanyakan saham Ruangguru yang disebut-sebut berasal dari India. “Lantaran India berekspansi dan sempat menyuntik dana Rp2,1 triliun pada November 2019 lalu. Jadi saham terbesar dari India. Otomatis keuntungan mereka akan terima,” ujar Jerry kepada SINDOnews, Kamis (23/4/2020).
Jerry menilai program dan kebijakan Kartu Prakerja melalui daring tidak sesuai dengan kondisi yang dirasakan masyarakat saat ini akibat wabah virus Corona atau COVID-19. Di saat bersamaan orang lagi kelaparan, sehingga mana mungkin Kartu Prakerja akan efektif.
“Saya nilai program ini tak akan jalan maksimal. Masa anak muda milenial langsung memperoleh tender sebanyak itu saya curiga. Ada (pihak) di belakang Adamas. Yang di PHK nyaris 2 juta. Jadi mereka butuh bantuan tunai,” tandasnya.
Di sisi lain, kata Jerry, materi cepat dapat sebenarnya dapat diperoleh dari YouTube. Alih-alih Sukses interview cepat dengan harga Rp200 ribu lebih murah dengan harga Rp25 ribu yang di-copy saja. Dia melihat harga pelatihan kemahalan. “Membuat kroket ayam keju Rp400 ribu. Ini kemahalan,” ketus dia.
Dia mengungkapkan, salah satu platform belajar online, Ruangguru pada 2019 lalu mengumumkan pendanaan Seri C sebesar USD150 Juta atau sekitar Rp2,1 triliun. Pendanaan ini dipimpin oleh perusahaan investasi global General Atlantic dan perusahaan modal ventura global GGV Capital, EV Growth, UOB Venture Management, serta sejumlah investor lainnya.
“Nah, anggaran dari pemerintah bisa saja yang diuntungkan investor luar khususnya India bukan Indonesia,” pungkas dia.