Transportasi Masih Penuh, Pengamat: Karyawan Masih Bekerja Harus Didata
JAKARTA – Penumpukan penumpang masih terjadi angkutan umum, terutama di commuter line (CL). Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan masalah itu karena tidak adanya data jumlah penumpang selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Pengurangan perjalanan CL ini awalnya ditujukan untuk mengikuti PSBB. Selain itu, agar perusahaan-perusahaan mengurangi pekerjaan rutin di kantor yang berada di DKI Jakarta. “Persoalannya, pendataan. Sekarang kantor-kantor mestinya ada yang mengkoordinasi, berapa karyawan yang tetap bekerja. Ini kita enggak punya data seperti itu,” ujarnya ketika dihubungi SINDONews, Selasa (14/4/2020).
Dia menyarankan untuk mengantisipasi antrean masuk ke stasiun dan penuhnya penumpang sebaiknya ada penambahan perjalanan CL pada jam sibuk. Frekuensi perjalanan CL pada pagi dan sore itu harus lima menit sekali. Saat siang atau tidak banyak orang kerja frekuensinya dikurangi bahkan dihilangkan.
“Ini sudah berjalan seperti ini, ya sudahlah kita sistemnya buka-tutup saja. Kadang-kadang yang penting masih bisa melayani,” tutur Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) itu.
MTI menyarankan penguatan pada cek poin di jalan raya di Jabotabek yang semuanya melakukan PSBB. Di saat transportasi publik dibatasi, maka masyarakat yang maish bekerja akan beralih menggunakan transportasi pribadi. Ini dianggap lebih aman dari penularan virus Sars Cov-II.
“Dalam upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat. Ada titik yang memberikan pengawasan itu. Setelah cek poin, masih berbuat lagi baru diberikan sanksi,” pungkasnya.