Koalisi Arab Umumkan Gencatan Senjata di Yaman
RIYADH – Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi mengatakan mereka menghentikan operasi militer dalam upayanya memerangi pemberontak Houthi di Yaman. Keputusan ini diambil dalam rangka mendukung upaya PBB untuk mengakhiri perang selama lima tahun yang telah menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan memicu kelaparan dan wabah penyakit.
Juru bicara pasukan koalisi Arab, Kolonel Turk al-Maliki mengatakan, langkah ini bertujuan untuk memfasilitasi pembicaraan gencatan senjata permanen yang disponsori oleh utusan khusus PBB Martin Griffiths. Selain itu juga untuk menghindari kemungkinan wabah virus Corona baru, meskipun sejauh ini tidak ada laporan kasus infeksi COVID-19.
“Gencatan senjata akan mulai berlaku pada tengah hari pada hari Kamis selama dua minggu dan terbuka untuk perpanjangan,” katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Kamis (9/4/2020).
Pengumuman ini adalah terobosan besar pertama sejak PBB mengundang para pihak yang bertikai pada akhir 2018 di Swedia, di mana mereka menandatangani gencatan senjata di kota pelabuhan Laut Merah Hodeidah.
Namun tidak diketahui apakah gencatan senjata ini akan dipatuhi oleh kelompok pemberontak Houthi.
Juru bicara kelompok itu, Mohammed Abdulsalam mengatakan, mereka telah mengirimkan kepada PBB sebuah visi komprehensif yang mencakup diakhirinya perang dan blokade yang dikenakan pada Yaman.
“(Usulan kami) akan meletakkan dasar untuk dialog politik dan masa transisi,” tweetnya.
Utusan PBB untuk krisis Yaman, Martin Griffiths, menyambut baik pengumuman itu dan meminta pihak-pihak yang bertikai untuk memanfaatkan kesempatan ini dan segera menghentikan semua permusuhan dengan urgensi tertinggi, dan membuat kemajuan menuju perdamaian yang komprehensif dan berkelanjutan.
Seorang pejabat senior Arab Saudi, berbicara kepada wartawan di Washington, mengatakan Riyadh berharap selama dua minggu ke depan Dewan Keamanan PBB akan membantu menekan para Houthi untuk menghentikan permusuhan, bergabung dengan gencatan senjata dan serius terlibat didalamnya.
Namun tampaknya upaya perdamaian akan menemui jalan terjal. Pasalnya, beberapa jam setelah pengumuman koalisi, Menteri Informasi Yaman mengatakan Houthi telah melancarkan serangan rudal terhadap Hodeidah dan pusat kota Marib, sementara media Houthi mengatakan serangan koalisi menghantam provinsi Hajja dan Saada.
Yaman, yang menjadi negara termiskin di dunia Arab, telah terperosok dalam kekerasan sejak Houthi menggulingkan pemerintah yang sah dari kekuasaan di Sanaa pada akhir 2014.
Konflik ini sebagian besar dilihat sebagai perang proksi antara Arab Saudi dan musuh bebuyutan regionalnya, Iran. Perang telah memicu krisis kemanusiaan yang telah mendorong jutaan orang ke ambang kelaparan. Krisis juga memaksa jutaan orang mencari perlindungan di kamp-kamp pengungsian dan memicu wabah kolera serta difteri.