Presiden PAS: Menentang Muhyidin Sama dengan Melawan Raja
KUALA LUMPUR – Partai Islam Se-Malaysia (PAS) mengkritik langkah Pakatan Harapan (PH) untuk mengusulkan mosi tidak percaya terhadap Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada sidang parlemen mendatang.
Presiden Partai PAS, Abdul Hadi Awang mengatakan, melakukan pemungutan suara untuk mosi tidak percaya sama saja dengan pemungutan suara melawan Raja Abdullah Ri’ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah, yang menunjuk Presiden Partai Bersatu itu sebagai Perdana Menteri Malaysia yang kedelapan.
Menjelaskan langkah itu sebagai melemahkan kebijaksanaan Raja, Abdul Hadi mengatakan PAS menyerahkannya kepada rakyat untuk menilai sendiri tindakan dan sikap para pemimpin Pakatan Harapan.
“Mereka mencoba untuk membangkitkan dan memulai pemungutan suara yang tidak mempercayai Tuangku. Itu yang penting, tidak ada kepercayaan pada Tuangku … tidak percaya pada (Raja),” ujarnya.
“Terserah orang untuk menilai mereka,” imbuhnya dalam konferensi pers seperti dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (7/3/2020).
Turut hadir dalam acara tersebut adalah wakil presiden PAS Dr Ahmad Samsuri Mokhtar.
Abdul Hadi, yang juga Anggota Parlemen untuk Marang, juga berkomentar tentang pembentukan Kabinet. Ia mengatakan PAS hanya membuat saran tentang kebijakan, dan keputusan tentang kandidat untuk jabatan Kabinet diserahkan sepenuhnya pada kebijaksanaan Perdana Menteri.
Ia menambahkan bahwa keputusan itu akan mempertimbangkan banyak faktor termasuk jumlah kursi yang dimiliki partai-partai komponen di Perikatan Nasional, termasuk yang mewakili Sabah dan Sarawak, yang bukan bagian dari koalisi.
“PAS hanya memberikan konsep,” katanya. “Siapa yang ingin ditunjuk PM terserah dia,” sambungnya.
“Masyarakat majemuk non-Muslim harus diperhitungkan, meskipun tidak banyak dari mereka mendukung kami, dengan hanya dua kursi MCA,” ujarnya.
“Pada pertemuan dengan Perdana Menteri kemarin, saya hanya menekankan anggota kabinet harus politisi dengan integritas, yang bersih, memiliki keterampilan profesional, karena mereka harus menyelamatkan negara,” ungkapnya.
Ditanya apakah dia bersedia memikul tanggung jawab sebagai wakil perdana menteri jika diangkat, Abdul Hadi mengatakan dia terbuka untuk diskusi apa pun yang dilakukan oleh Perdana Menteri sebagai tanda penghormatan terhadap mandat yang diberikan dan dalam semangat koalisi.
“Tidak apa-apa jika saya ditunjuk,” katanya. “Jika tidak saya bisa kembali menjadi nelayan. Itu tidak masalah karena saya akan melayani bangsa,” tukasnya.