Pengetahuan Mitigasi Bencana Bisa Menekan Jumlah Korban
JAKARTA – Banjir yang terjadi di Jakarta dan daerah lainnya di Indonesia pada awal tahun ini menjadi persoalan serius yang harus direspons secara sistematis dan terencana.
Penanganan melibatkan banyak pihak menjadi langkah yang seharusnya dilakukan guna meminimalisasi potensi kerugian ekonomi yang terdampak dari masalah banjir. Bukan hanya banjir, tapi juga beragam persoalan bencana yang masih berpotensi terjadi di Tanah Air.
Persoalan itulah yang diangkat di dalam diskusi IndoSterling Forum ke-9 yang digelar di Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020. Pada edisi kesembilan ini, forum menghadirkan sejumlah pakar di bidangnya. Sebut saja Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal (Letjen) TNI Doni Monardo; Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia, Dadang Sukresna dan Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Ace Hasan Syadzily.
William Henley, founder IndoSterling Group, menyatakan, Indonesia sebagai daerah yang berada di wilayah rawan bencana sudah sepatutnya melakukan mitigasi kebencanaan secara baik.
“Harapannya dengan adanya mitigasi bencana dan perencanaan yang melibatkan banyak pihak bisa berdampak positif dalam mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” kata William.
Terjadinya perubahan cuaca secara ekstrem yang menyebabkan banjir di Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia, tentunya harus diwaspadai. Bencana banjir maupun bencana alam yang lain, kata dia, tentunya bisa saja menghadirkan dampak turunan seperti terjadinya gangguan distribusi logistik hingga kegagalan panen di sejumlah tempat.
“Jika mitigasi kebencanaan tidak dilakukan secara baik, maka efek yang dapat ditimbulkannya adalah harga volatile goods berpotensi mengalami kenaikan yang ujungnya dapat mendorong terjadinya inflasi semakin dalam. Kondisi inilah yang tidak kita inginkan,” tutur ekonom yang akrab disapa William Botak ini.
Sementara itu, Communication Director IndoSterling Group, Deasy Sutedja, menjelaskan, tema yang dipilih dalam diskusi kali ini adalah “Manajemen Penanganan Bencana Alam dan Pengaruhnya Pada Produktivitas Ekonomi: Mampukah Kita Semakin Sigap & Siap Agar Tak Banyak Merugi?” Pilihan tema mengenai bencana ini diambil karena menjadi perhatian aktual yang tengah terjadi di negeri ini.
Deasy berharap, para stakeholder yang hadir dapat memaparkan dan menjelaskan kepada publik terkait langkah politis, maupun taktis dalam mengatasi masalah kebencanaan, termasuk banjir.
“Dalam forum ini kami berharap para pembicara dapat menyampaikan prediksi yang bisa dibaca, mencegah yang bisa dicegah, mengatasi dan menyelamatkan, hingga memulihkan kondisi agar semua kembali normal. Semua tentunya ditujukan untuk meminimalisasi jatuhnya korban dan kerugian materi,” harapnya.
Pada kesempatan ini, William juga mengajak semua pihak untuk tetap tenang menyikapi virus Corona yang sudah muncul di Indonesia. Jika pemerintah tidak tanggap dalam mengantisipasi penyebaran virus Covid-19, bisa muncul dampak negatif pada geliat ekonomi nasional.
“Melalui forum ini kami meminta pemerintah dan masyarakat untuk tetap siaga dan waspada terhadap virus Corona ini. Sementara kepada para pelaku usaha, harapannya mereka tidak menjadi panik,” pintanya.
Sementara itu, Letjen TNI Doni Monardo mengatakan, pengetahuan tentang kebencanaan di Indonesia sangat penting. Sebab ada banyak potensi yang membuat wilayah NKRI rentan terhadap serangan bencana.
“Sebenarnya kalau masyarakat sadar bencana, maka jumlah korban bencana bisa ditekan. Tsunami Aceh misalnya, kalau warga tahu jika ada gempa besar, maka mereka harus bersiap-siap ke tempat tinggi karena khawatir ada tsunami,” ucapnya.
Doni pun mengaku tidak mengetahui apa itu tsunami saat itu. “Saya kebetulan sewaktu kejadian ada di Aceh. Setelah ada gempa besar, adik saya di Jepang menelepon dan meminta agar waspada dengan potensi kedatangan tsunami. Saya Tanya, apa itu tsunami? Padahal saat itu (saya) sudah letkol,” ungkapnya.