PAN Berminat Gabung Koalisi Jokowi Asal Diundang Lebih Dulu
Sikap politik PAN semakin menarik dinanti usai Kongres V memilih kembali Zulkifli Hasan sebagai ketua umum. Terlebih, Zulkifli merasa PAN tak minat untuk berada sebagai parpol oposisi seperti PKS.
Kendati demikian, politikus PAN Bima Arya Sugiarto mengatakan, PAN tidak akan menawarkan diri bergabung koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo. Sebelum ada undangan untuk bergabung.
Bima menuturkan, pihaknya tak bisa langsung memutuskan bergabung karena bukan partai pengusung Jokowi.
“Kita ini kan tidak masuk gerbong koalisi pemenangan Pak Jokowi. Jadi pasti kita harus bisa menempatkan diri. Ketika undangan belum datang, kita tidak akan menawarkan,” ujar Bima di kawasan Senayan, Jakarta, Minggu (16/2).
PAN, menurut Bima, akan mempertimbangkan tawaran untuk bergabung dengan koalisi Jokowi. Apabila, undangan itu disampaikan kepada PAN.
“Tapi ketika ada undangan itu datang, dan ada ruang politik, pasti akan kita diskusikan secara internal dengan terbuka. Opsi itu kita buka kembali,” ujarnya.
Namun, Bima menegaskan, PAN tidak menunggu tawaran masuk koalisi. Menurutnya, PAN tidak mematok harus di dalam atau luar. Keputusan soal sikap politik ini akan diputuskan secara tegas dalam Rakernas setelah struktur DPP terbentuk.
“Saat ini kita membuka semua opsi itu. Tidak mematok PAN harus di luar, di dalam pun sama saja,” kata Bima.
Wali kota Bogor itu menilai PAN seharusnya memberikan sikap politik yang tegas. Agar tidak lagi berada di tengah-tengah atau posisi yang tidak jelas.
“Kalau saya melihatnya tidak ada lagi posisi yang nanggung atau grey area, pilihannya jadi oposisi atau betul-betul menjalankan program pemerintah,” ujar Bima.