Serangan ‘Cryptojacking’ Lesu Akibat Harga Bitcoin Loyo
NAGALIGA — Perusahaan solusi keamanan siber asal Jepang, NTT Communications menyebut serangan cryptojacking tak lagi gencar karena harga bitcoin saat ini dinilai merosot.
Cryptojacking adalah kepanjangan dari cryptocurrency hijack, alias pembajakan perangkat yang dimanfaatkan peretas untuk menambang mata uang kripto. Biasanya mata uang yang ditambang dengan cara ini ada Monero.
Menurut CEO NTT Communicarions Hendra Lesmana, salah satu serangan siber itu kemungkinan masih akan tetap muncul tahun ini. Namun tak lagi gencar seperti tahun-tahun sebelumnya.
“Cryptojacking tahun lalu memang iya [menjadi tren], kalau tahun ini mungkin ada tapi nilainya kemungkinan turun apalagi nilai tukar bitcoin sudah mulai turun juga. Maka membutuhkan computing power [daya komputasi] sangat tinggi,” kata dia saat media briefing di Mood Coffee, Jakarta, Senin (13/1).
Lebih lanjut kata Hendra, serangan akan kembali terlihat jika peretas melihat keuntungan finansial yang dihasilkan menggunakan cryptojacking.
Namun yang pasti, cryptojacking dinilai masih menghantui tren serangan siber 2020.
“Kalau sumber daya itu dialihkan untuk menghasilkan sesuatu yang menguntungkan finansial lebih tinggi, kenapa tidak?” pungkas Hendra.
Adapun, serangan malware mulai mengeksploitasi laptop atau smartphone seseorang ketika pengguna mengunjungi situs yang sudah diinfeksi oleh kode Java tertentu.
Pengguna tak akan menyadari kalau perangkatnya sudah dibajak untuk menambang koin. Sebab, pembajakan ini berlangsung seketika, tak butuh diunduh seperti kebanyakan malware lain.
Penjahat siber bisa menyelipkan kode untuk pembajakan ini ke situs web yang tampak tak mencurigakan. Mereka pun bisa mulai menambang uang kripto dari lalu lintas yang mengalir ke situs itu.
Tiap perangkat yang melakukan kunjungan sebenarnya hanya membantu sedikit penambangan koin. Namun, dengan jutaan perangkat yang melakukan kunjungan ke situs tersebut, maka daya yang bisa dibajak untuk melakukan penambangan juga akan cukup besar.
Cara ini bahkan digunakan oleh beberapa situs media dan games untuk mendapat pendapatan alternatif dari uang kripto. Mereka sengaja menambatkan kode Java tersebut untuk menambang uang kripto dari perangkat-perangkat para pengunjung situsnya.