Alissa Wahid Ungkap Soal Perjuangan dan Tuduhan Korupsi Gus Dur
JAKARTA – Putri mendiang KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Alissa Wahid mengajak semua orang untuk bisa bersabar seperti yang dicontohkan Gus Dur.
Saat memberikan sambutan dalam acara Haul ke-10 Gus Dur: Istigasah dan Tahlil Akbar di halaman Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (25/12/2019) Malam, Alissa mengatakan, jalan untuk mendapatkan keadilan itu kerap kali terjal.
“Semoga kita diberi kesabaran dan bisa meneladani jiwa almaghfirllahu dalam menerima kekalahan dan kegagalan dari Gus Dur,” katanya.
Perempuan bernama lengkap Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid itu mengatakan, meski diakui sebagai sosok besar, bukan berarti Gus Dur tidak pernah mengalami kegagalan.
“Gus Dur banyak sekali mengalami kegagalan, tapi itu tidak menjadi batu sandungan bagi beliau. Kegagalan apa yang lebih tinggi dari didongkel dari kursi kekuasaan dan dituduh korupsi, walaupun enggak terbukti sampai sekarang. Beliau mengakui ini semua permainan politik,” tuturnya.
Kegagalan Gus Dur dalam melanjutkan kursi kekuasaan tidak membuat mantan ketua umum PBNU itu patah arang dan melanjutkan perjuangannya.
“Beliau menetapkan bahwa ada cara lain untuk berjuang. Semoga kita bisa meneladani beliau dan bisa istiqamah melihat hidup kita hanya sebagai saluran berkah orang-orang di sekitar kita. Bagi Gus Dur, itu bukan slogan penanis bibir,” katanya.
Alissa menuturkan, bagi Gus Dur, tugas untuk bisa memberikan rahmat bagi seluruh alam (rahmatanlilalamin) tidak bisa ditawar.
“Semoga kita bisa meneladani semua itu atau secuil saja, satu atau dua saja. Semoga kita tidak mendewa-dewakan beliau, tapi merupakan teladan beliau karena Gus Dur tidak suka dipuja-puji,” urainya.
Bagi keluarga Gus Dur, sebenarnya tidak penting gelar pahlawan disematkan untuk Gus Dur seperti yang kerap kali disuarakan berbagai kalangan, terutama oleh kaum nahdliyin.
“(Gus Dur) tidak jadi pahlawan nasional enggak apa-apa, yang penting didoakan orang banyak, diteladani, dan perjuangannya dilanjutkan,” tuturnya.
Menurut Alissa, dengan belajar dari teladan Gus Dur diharapkan bisa dijadikan sebagai bekal untuk berbuat bagi agama dan umat muslim di Indonesia. “Tugas NU sekarang besar dan berat ketika wajah Islam di seluruh dunia adalah wajah yang menakutkan dan menyedihkan,” katanya.