Presiden Taiwan Desak Parlemen Bahas RUU ‘Infiltrasi’ China
TAIPEI – Presiden Taiwan Tsai Ing-wen mendesak parlemen lebih banyak membahas usulan Rancangan Undang-undang (RUU) anti-infiltrasi yang menurut pemerintah penting untuk memerangi pengaruh China. RUU itu dikecam oleh oposisi utama Taiwan dan pemerintah China.
RUU itu bagian dari upaya satu tahun untuk memerangi langkah China mempengaruhi politik dan proses demokrasi di pulau tersebut. China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan akan dikuasai oleh Beijing dengan kekuatan jika diperlukan.
Partai Demokrat Progresif (DPP) yang berkuasa di China telah memulai upaya mendorong RUU itu menjelang pemilu presiden dan parlemen pada 11 januari. RUU itu dapat disahkan sebelum akhir tahun.
Oposisi utama Taiwan, Kuomintang yang mendorong hubungan dekat dengan China, mengecam usulan RUU itu sebagai alat politik Tsai dan DPP untuk meraih suara dan menyudutkan oposisi sebagai kaki tangan Partai Komunis China.
Saat berbicara dalam pidato yang ditayangkan langsung oleh televisi, Tsai menyatakan negara-negara lain telah mengesahkan atau hendak mendorong RUU untuk mencegah intervensi China dalam urusan internal mereka.
“Dibandingkan dengan negara-negara itu, Taiwan lebih langsung berhadapan dengan berbagai ancaman dan infiltrasi dari China,” papar Tsai.
Menurut Tsai, beberapa pihak di dalam negeri berpikir RUU itu sebagai provokasi dan mirip status darurat militer.
“Saya pikir ini pandangan yang sangat negatif dan tak diinginkan,” papar Tsai, dilansir Reuters.