Pentingnya Edukasi dan Pencegahan Penyakit Hepatitis A
JAKARTA – Beberapa waktu lalu, ditemukan kasus hepatitis A pada tanggal 12 November 2019 di Rangkapan Jaya, Depok. Kasus ini membuat diturunkannya status Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A di Kota Depok. Hingga 3 Desember 2019, total kasus Hepatitis A yang ditemukan tersebut berjumlah 262 kasus dan berasal dari SMPN 20 Depok, masyarakat sekitar sekolah tersebut dan santri Pesantren Petik yang lokasinya dekat SMPN 20 Depok.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Anung Sugihantono, M.Kes mengatakan setelah dilakukan penyelidikan epidemiologi (PE) tidak ada laporan kematian. Namun, masyarakat diimbau tetap waspada.
“Setelah PE tidak dilaporkan adanya kematian, tapi ini adalah sinyal bahwa kita harus mampu melakukan berbagai hal untuk antasipasi serta melakukan kegiatan pencegahan dan pengendalian terkait faktor risiko penularan,” ucap Dirjen Anung kepada media di Gedung Kemenkes, Rabu (4/12).
Menurut dia, sumber penularan bisa terjadi dari mana saja mengingat banyaknya faktor risiko penularan. “Hepatitis A ditularkan melalui makanan atau buang air besar, itulah satu hal yang sangat penting, untuk diperhatikan,” kata Anung.
Sementara faktor risiko penularan antara lain, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum diterapkan secara optimal di lingkungan sekolah dan sarana untuk PHBS di sekolah belum memenuhi syarat kesehatan. Selain itu belum ada pembinaan kepada pedagang jajanan di sekitar sekolah dan pemeriksaan berkala, banyaknya penjaja makanan di sekitar sekolah yang tidak terkontrol oleh pihak sekolah, dan pengetahuan yang kurang terkait hepatitis A.
Ketum PB Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, dr Irsan Hasan menambahkan, Hepatitis yang menular lewat makanan adalah A dan E. Hepatitis A juga cenderung mudah menular ke banyak orang dan terjadi di seluruh negara. “Hepatitis A lebih dikenal sebagai penyakit kuning. Dan akan lebih bergejala pada orang dewasa dan orangtua. Kalau menimpa anak kecil biasanya mereka lebih survive,” ujar Dr Irsan.
Dia menuturkan, Hepatitis A biasanya 100% sembuh, karena tidak akan menjadi kronik. Namun, sampai saat ini tidak ada antivirus untuk Hepatitis A.
“Obatnya istirahat, kadang masih beredar mitos kalau sakit kuning, minum sirup, dianggap akan sembuh jika makan dan minum yang manis, itu sama sekali salah,” kata dr Irsan.
Dia menganjurkan agar penderita lebih makan makanan bergizi, dan tidak ada pantangan untuk makan apapun. “Justru kalau makan berpantang seperti tidak makan yang mengandung lemak dan berminyak, lebih lama sembuhnya, sementara itu dalam kasus Hepatitis A, rata-rata sembuh dalam 2 minggu, sampai 3 bulan, tergantung usia,” papar dr Irsan.