Nasdem Tegaskan Wacana Penambahan Masa Jabatan Presiden Merupakan Usul dari Masyarakat
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Bahkan, Jokowi menganggap munculnya wacana penambahan jabatan presiden tersebut sama saja ingin menjerumuskan dan menampar mukanya.
Terkait hal itu, Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menegaskan, wacana tersebut bukanlah untuk Presiden Jokowi. Namun wacana penambahan jabatan presiden menjadi tiga periode merupakan usulan yang berkembang di masyarakat.
“Itu tidak terkait pribadi pak Jokowi. Itu adalah aspirasi masyarakat. Nah gimana aspirasi itu benar atau tidak maka harus diuji. Harus dikaji, uji, diskusikan,” ujar Willy di Jakarta, Selasa (3/12/2019).
Karenanya, Willy menegaskan wacana tersebut bukanlah untuk mencari muka. Namun sekali lagi usulan tersebut merupakan aspirasi dari masyarakat.
“Bukan cari muka. Buat apa parpol cari muka sama pak Jokowi? Enggak bukan itu konteksnya. Konteksnya adalah mendiskusikan itu, mengkaji itu sebagai sebuah diskusi wajar saja,” tutur dia.
“Enggak ada kami ga dorong tiga periode. Belum ada keputusan itu. Nasdem engga pernah usulkan. Kami hanya tangkap aspirasi publik dan ayok didiskusikan secara terbuka,” tambahnya.
Lebih jauh dia berharap, Jokowi sebaiknya mencontoh Mantan Presiden Brazil Luiz Inácio Lula da Silva dalam memberikan respon terkait wacana tersebut.
“Pak Jokowi bisa belajar dari Lula da Silva. Lula da Silva pada periode kedua dia itu diusulkan kembali menjadi presiden kembali oleh rakyat Brazil tapi dia mengatakan enggak. Saya menghargai konstitusi dan menghormati konstitusi. Maka kemudian saya tetap dua periode,” tutur Willy.
Diketahui sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) tegas menolak wacana penambahan masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Ia pun menyebut bahwa pengusul masa jabatan tiga periode tersebut sama saja ingin menampar mukanya.
“Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. Itu ada tiga (maknanya) menurut saya, satu ingin menampar muka saya, yang kedua ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka, yang ketiga ingin menjerumuskan,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin 2 Desember 2019.