Menakar Peluang Gibran di Pilkada Solo 2020
Pilkada Kota Solo akan berlangsung bulan September tahun 2020. Masyarakat Kota Bengawan berharap akan mempunyai pimpinan baru, yakni Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Meskipun masih cukup lama, namun suhu politik di kota budaya tersebut sudah memanas.
Dua tokoh berbeda generasi saling ‘berebut’ untuk menjadi orang pertama di Pemkot Surakarta (Solo). Uniknya, kedua tokoh berasal dari partai yang sama, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Achmad Purnomo yang berpasangan dengan Teguh Prakosa telah dipilih DPC PDIP Solo untuk menjadi bakal calon tunggal.
Di sisi lain, putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka tiba-tiba menyatakan ingin terjun ke dunia politik. Gibran menemui sejumlah tokoh PDIP dari DPC FX Hadi Rudyatmo, Ketua DPD Jawa Tengah Bambang Puryono hingga Ketua DPP Megawati Soekarnoputri.
Para senior partai menyarankan agar Gibran belajar terlebih dahulu. Bahkan Megawati memberikan 4 buku tentang Bung Karno untuk dipelajari. Para petinggi PDIP menyebut Gibran masih bisa mendaftarkan diri di Pilkada Solo melalui DPD Jateng. Lalu bagaimanakah peluang Gibran di Pilkada Solo 2020?
Pengamat Politik dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Agus Riewanto, mengatakan jika mendapatkan rekomendasi, Gibran mempunyai peluang menang paling besar di Pilkada Solo.
“Kita tunggu rekomendasi dulu, akan diberikan kepada siapa. Gibran peluangnya paling besar. Sebagai newcomer potensi dia sangat bagus,” ujar Agus kepada merdeka.com, Selasa (26/11).
Siapa Tak Kenal Gibran
Dosen Fakultas Hukum dan Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas UNS itu menyampaikan, ada beberapa faktor yang membuat Gibran bisa leading dibanding calon lainnya. Diantaranya, ayah Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah itu dianggap mewakili pemilih milenial.
“Pemilih di Solo itu didominasi kaum milenial, 60 persen milenial,” katanya.
Faktor lainnya yang membuat Gibran menang, karena pemilik katering Chilipari itu populer. Kepopuleran Gibran, diantaranya karena dia anak seorang presiden.
“Siapa yang tidak kenal Gibran, anak Presiden Jokowi,” katanya.
Terkait peluang Gibran mendapatkan rekomendasi dari PDIP dibandingkan Achmad Purnomo, Agus menilai peluangnya sama besar. Jika ditilik dari karir politik dan pengalaman di partai, Purnomo lebih berpeluang. Pengusaha SPBU itu memiliki pengalaman empiris untuk menata kota Solo karena pernah menjabat sebagai wakil wali kota.
Namun jika berbicara regenerasi di tubuh partai, maka Gibran yang akan dipilih DPP PDIP. Apalagi, lanjut dia, kepengurusan di DPC PDIP Solo saat ini didominasi oleh tokoh-tokoh yang sudah senior. Kepengurusan di DPC PDIP Solo, menurut dia, harus diganti dengan generasi yang lebih muda.
“Harus ada regenerasi. Pengurus saat ini sudah generasi X alias Baby Boomers. Harus diganti generasi Y,” katanya lagi.
Jika benar mendapatkan rekomendasi, menurut Agus, Gibran harus didampingi oleh tokoh yang lebih senior atau tua. Bisa juga didampingi oleh Achmad Purnomo yang mempunyai pengalaman atau tokoh lainnya. Tokoh tersebut, lanjut dia, juga tidak memiliki ambisi untuk Pilkada berikutnya.
“Pasangannya harus senior, lebih tua. Pak Pur (Achmad Purnomo) juga bisa. Seperti pak Jokowi (dalam Pilpres), selalu menggandeng yang tua. Jadi perhatian masyarakat nanti lebih ke dia, bukan pasangannya,” pungkas dia.
Hingga saat ini Gibran menyatakan keseriusannya untuk tetap mencalonkan diri di Pilkada Solo 2020 mendatang. Dalam waktu dekat ia akan mendaftarkan diri melalui DPD PDIP Jawa Tengah.