Demi Perbaiki Hubungan, Jepang dan Korsel Bertemu Bulan Depan
NAGOYA – Jepang dan Korea Selatan (Korsel) sepakat menggelar perundingan resmi bulan depan untuk memperbaiki hubungan yang memburuk dalam sejumlah isu.
Keputusan untuk ke meja perundingan itu diumumkan saat pertemuan G-20 dan sehari setelah Korsel menyatakan ingin melanjutkan kesepakatan intelijen dengan Jepang. Sebelumnya, Korsel menyatakan tidak ingin melanjutkan kesepakatan intelijen itu. Perubahan sikap ini disebut sebagai terobosan oleh Korsel.
Konflik kedua negara berakar pada perselisihan dalam ganti rugi Jepang terhadap para pekerja paksa asal Korsel di perusahaan-perusahaan Jepang selama Perang Dunia II. Masalah itu memburuk tahun ini sehingga Jepang menghentikan ekspor untuk berbagai bahan penting dalam pembuatan semikonduktor yang menjadi pilar ekonomi Korsel.
“Kami membeli waktu untuk diskusi intensif, tapi tak ada banyak waktu yang tersisa untuk kami,” papar Menteri Luar Negeri (Menlu) Korsel Kang Kyung-wha setelah bertemu Menlu Jepang Toshimitsu Motegi dalam forum menlu G-20 di kota Nagoya, Jepang.
Motegi sebelumnya menyatakan dia ingin membahas isu itu secara terbuka. “Saya ingin menggelar pertukaran pendapat terbuka untuk masalah pekerja dari semenanjung Korea, yang menjadi masalah inti, dan isu bilateral lainnya,” kata Motegi di Nagoya, dilansir Reuters.
Korsel membuat keputusan di menit terakhir pada Jumat (22/11) untuk melanjutkan pakta intelijen Kesepakatan Informasi Militer Keamanan Umum (GSOMIA) dengan Jepang. Kesepakatan itu berakhir masa berlakunya pada Jumat (22/11).