Terungkap! ‘Daging’ Imitasi Ternyata Sudah Ada Sejak Abad 10 di China
Jakarta – ‘Daging’ imitasi atau tiruan kini jadi alternatif daging asli yang lebih sehat. Ternyata daging imitasi ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu.
Belakangan ini muncul tren kuliner baru yaitu burger dengan patty ‘daging’ yang bukan memakai daging asli. Produsen patty burger nabati itu adalah Impossible Burger dan Beyond Meat di Amerika Serikat.
Namun perlu diketahui, ternyata daging imitasi sudah ada sejak berabad-abad tahun lalu. Semua berawal ketika agama Buddha diperkenalkan ke China pada awal Dinasti Han, sekitar 2.000 tahun yang lalu.
Prinsip utama agama Buddha adalah menghormati semua makhluk hidup dengan tidak menggunakan produk hewani untuk mereka konsumsi. Karenanya merupakan hal umum di antara para pengikuti Buddha untuk menjadi menjadi seorang vegetarian. Mereka suka membuat daging imitasi berbahan kacang, jamur, dan sayuran.
Beberapa catatan dari para biksu yang makan daging vegetarian berbahan dasar tahu sudah ada sejak Dinasti Song pada abad ke-10. Makanan itu dikenal sebagai ‘fanghun cai’ atau disebut dengan hidangan daging imitasi.
Ada sebuah cerita dari Wang Jianguang berusia 29 tahun seperti dilansir oleh CNN Beijing (04/11). Wang berasal dari keluarga miskin di Provinsi Shanxi, China Utara. Saat kecil ia sering dibelikan sayap ayam berbumbu kecap. Namun ternyata sayap ayam itu bukanlah sayap ayam sungguhan melainkan hidangan yang terbuat dari kacang kedelai dan sangat menyerupai sayap ayam.
Lalu sekarang Wang bekerja di sebuah restoran bernama Baihe Vegetarian di salah satu gang yang letaknya di distrik Doncheng, Beijing. Restoran tersebut menawarkan sebagian besar hidangan ‘daging imitasi’ yang menyerupai iga babi, pangsit berisi daging, dan ayam kung pao.
Liu Hongyan seorang pemilik restoran Baihe Vegetarian itu menjelaskan kalau diantara 80 dan 100 orang selalu mengunjungi restorannya setiap hari bahkan jumlahnya terus meningkat. Liu Hongyan mengatakan, “Saya berpikir semakin banyak orang yang saat ini menjadi seorang vegetarian. Orang-orang tersebut mempertimbangkan kesehatan mereka.”
Foto: Istimewa
|
Tak hanya di restoran itu, ada juga olahan ikan di sebuah restoran China yang terbuat dari bahan vegetarian. Kulit ikan pun terlihat asli padahal itu terbuat dari bahan nabati.
Sementara restoran di Shanghai menyajikan hidangan kepiting goreng yang ternyata berbahan dasar kentang tumbuk dan wortel. Lalu di daerah Sichuan ada yang menyajikan hidangan daging babi tradisional yang dibuat tanpa ada campuran daging babi sedikit pun.
Wang mengatakan, “Misalnya, untuk tulang rusuk babi, tulang terbuat dari akar lotus, sedangkan dagingnya terbuat dari kentang, jamur, dan protein kacang,.” Wang juga menjelaskan kalau tulang rusuk harus dimasak semalaman sebelum siap untuk disajikan.
Wang dan Liu, sang pemilik restoran awalnya menolak tren daging imitasi. Karena bagi mereka, versi negara China lebih canggih dan sudah ada sejak lama. Wang juga menambahkan kalau daging imitasi dari China memiliki proses yang lebih rumit dan rasanya lebih kaya, sedangkan negara Barat lebih sederhana.
Foto: iStock
|
Di Indonesia juga ada daging tiruan seperti itu. Contohnya patty burger yang diganti menggunakan bahan dasar tempe atau ada juga yang terbuat dari jamur.