Luncurkan Dua Rudal, Korut Klaim Sukses Uji Coba Peluncur Rudal Ganda
SEOUL – Korea Utara (Korut) mengklaim sukses melakukan uji coba peluncur roket ganda super besar. Pernyataan itu dikeluarkan pasca meluncurkan dua rudal pada Kamis sore.
Kantor berita Korut, KCNA melaporkan, tes terbaru dari peluncur rudal ganda super besar menunjukkan perkembangan pengembangan senjata negara itu ditengah mandeknya pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS). Korut sebelumnya juga telah melakukan dua tes pada senjata yang sama dan diawai langsung oleh pemimpin negara itu Kim Jong-un pada Agustus dan September lalu.
“Keberhasilan tes segera dilaporkan, dan Kim Jong-un menyatakan kepuasan dan memberi selamat kepada para ilmuwan yang telah mengembangkan senjata,” bunyi laporkan KCNA yang dinukil Reuters, Jumat (1/11/2019).
Laporan itu menunjukkan jika Kim Jong-un tidak berada di lokasi uji coba.
KCNA menambahkan bahwa uji coba pada Kamis kemarin memverifikasi bahwa sistem tembakan berkelanjutan dari peluncur gancar Korut benar-benar mampu menghancurkan target kelompok musuh dengan serangan mendadak.
Sementara itu surat kabar pemerintah Korut, Rodong Sinmun, memperlihatkan foto peluncur roket ganda dikelilingi api dan asap kuning.
Uji coba senjata yang dilakukan Korut ini pun mendapat tanggapan dari Senator AS dari Partai Republik Cory Gardner.
“Korea Utara sibuk dengan perilakunya yang semakin meningkat,” kata ketua Sub-komite Hubungan Luar Negeri Senat untuk Asia Timur, Pasifik, dan Kebijakan Keamanan Dunia Maya Internasional itu.
“Peluncuran ini dan agresi Korea Utara yang berlanjut menggarisbawahi perlunya Pemerintahan Trump untuk berkomitmen kembali pada kebijakan tekanan maksimum dan bagi Kongres untuk menjatuhkan sanksi tambahan terhadap pemerintah Kim,” imbuh Gardner.
Uji coba senjata, yang pertama sejak perundingan satu hari antara AS dan Korut berakhir tanpa kesepakatan pada 5 Oktober di Swedia, muncul ketika Pyongyang berulang kali menekankan batas waktu akhir tahun untuk pembicaraan denuklirisasi dengan Washington yang ditetapkan Kim Jong-un pada awal tahun ini.
“Meskipun Kim Jong-un dan dan Presiden AS Donald Trump memiliki hubungan khusus, lingkaran politik Washington dan pembuat kebijakan Korea Utara dari pemerintah AS memusuhi DPRK tanpa alasan,” bunyi pernyataan Korut bulan lalu, menggunakan akronim dari nama resmi negara itu Republik Demokratik Rakyat Korea.