Purnawirawan Jenderal TNI Ini Berpotensi Kembali Masuk Kabinet
JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, akan mengumumkan susunan kabinet Jilid II kepada publik hari ini. Presiden yang sekarang berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin itu mengatakan, kabinet banyak diisi wajah baru, namun ia juga memastikan ada anggota kabinet lama yang dipertahankan.
Jokowi tak menampik bahwa mayoritas kabinet berasal dari kalangan profesional. Sementara dari partai politik hanya 45 persen saja. “Masih banyak (wajah lama). Tapi, yang baru lebih banyak,” kata Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka Jakarta, Minggu 20 Oktober kemarin.
Belum diketahui, secara pasti anggota kabinet lama yang bakal dipertahankan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Namun informasi yang dihimpun, nama Moeldoko akan kembali dipertahankan masuk jajaran kabinet.
Saat ini, mantan Panglima TNI itu dipercaya menjadi Kepala Staf Kepresidenan periode jilid I. Dari penelusuran SINDOnews, karier paling tinggi di dinas kemiliteran yang dimiliki Moeldoko adalah saat menjabat Panglima TNI.
Dia menduduki jabatan itu sejak 30 Agustus 2013 hingga 8 Juli 2015. Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur 1957 itu tercatat sebagai KSAD terpendek dalam sejarah militer karena diangkat menjadi Panglima TNI.
Suami dari Koesni Harningsih ini merupakan alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa.
Selama karier militernya, Moeldoko juga banyak memperoleh tanda jasa yaitu Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.
Moeldoko merupakan alumnus Akabri tahun 1981 dengan predikat terbaik dan berhak meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa. Selama karier militernya, Moeldoko juga banyak memperoleh tanda jasa yaitu Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama.
Kemudian Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.
Ayah dua anak ini tercatat pernah ditugaskan dalam Operasi militer yang antara lain Operasi Seroja Timor-Timur tahun 1984 dan Konga Garuda XI/A tahun 1995. Ia juga pernah mendapat penugasan di Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura dan Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992), Amerika Serikat, dan Kanada.
Pada 15 Januari 2014, Moeldoko meraih gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia, dengan desertasinya berjudul “Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)”.
Ia lulus dan mendapatkan gelar tersebut dengan predikat sangat memuaskan. Dalam karir politik, Moeldoko juga tercatat pernah masuk di jajaran Pengurus Partai Hanura.