Presiden Tanzania kepada Pengungsi Burundi: Pulanglah
DAR ES SALAAM – Presiden Tanzania, John Magufuli mengatakan, pengungsi di negaranya harus pulang. Hal itu dikatakannya seminggu setelah para pejabat memulai repatriasi massal warga Burunci meskipun ada kekhawatiran bahwa mereka mungkin menghadapi penganiayaan politik.
Pejabat Tanzania mengatakan bahwa semua repatriasi akan bersifat sukarela. Namun dalam pidatonya, Magufuli memperingatkan bahwa para pengungsi di Tanzania – yang sebagian besar adalah warga Burundi – tidak dapat tinggal tanpa batas waktu dan tidak akan diberikan kewarganegaraan.
“Kembalilah ke rumahmu … jangan bersikeras tinggal di Tanzania sebagai pengungsi atau mengharapkan kewarganegaraan sementara Burundi sekarang stabil,” kata Magufuli saat berpidato di wilayah Katavi dekat sebuah kamp pengungsi besar di barat laut Tanzania.
“Bahkan Yesus lari ke Mesir sebagai pengungsi … dan kembali ke negerinya untuk berkhotbah. Mengapa Anda ingin tinggal di sini secara permanen dan tidak kembali ke negara Anda?” ujarnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (11/10/2019).
Menurut PBB rakyat Burundi merupakan mayoritas dari 280 ribu pengungsi yang terdaftar di Tanzania pada akhir tahun 2018.
Ratusan warga Burundi tewas dalam bentrokan dengan pasukan keamanan sejak 2015, ketika Presiden Pierre Nkurunziza mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga yang disengketakan.
Burundi dan Tanzania sepakat pada bulan Agustus untuk memulangkan hampir 200 ribu pengungsi yang mencari perlindungan di Tanzania.
Pemulangan dimulai minggu lalu, dengan beberapa pengungsi menyatakan khawatir mereka mungkin akan dipaksa pulang meskipun ada jaminan dari pemerintah dan PBB bahwa hal itu tidak akan terjadi.
Burundi akan mengadakan pemilihan umum pada tahun depan. Namun PBB melaporkan bahwa dinas keamanan negara itu masih terus menyiksa, memperkosa, dan membunuh orang yang dianggap menentang Nkurunziza.