Apartemen Robinson: Kini Heboh karena Kasino, Dulu Ditegur Jokowi
NAGALIGA– Mister X benar-benar kaget. Dia yang sedang berada di parkiran Apartemen Robinson, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (6/10/2019) sore tiba-tiba dihampiri sejumlah orang berpakaian preman. Pada Mister X, mereka ini mengaku petugas kepolisian dari Polda Metro Jaya.
“Saya sempat diperiksa dan digeledah,” ujar Mister X yang minta disebut saja sebagai orang dalam Apartemen Robinson. Tapi tak ditemukan apa-apa dari dirinya.
Sejurus kemudian dari tempatnya berdiri terdengar suara keras seperti suara ban mobil pecah. Puluhan orang berhamburan dari dalam Gereja Bethel Apostolik dan Profetik (GBAP) Bunga Bakung yang terletak di Tower A apartemen tersebut.
Beberapa menit sebelumnya, puluhan polisi dari Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menyeruduk masuk ke sebuah ruangan di lantai 29 Tower A. Tim yang dipimpin Ajun Komisaris Polisi Abdul Rochim mengagetkan 130-an lelaki dan perempuan yang sedang berada dalam ruangan itu. Puluhan diantaranya sedang asyik bermain beberapa permainan judi. Kehadiran polisi membuat mereka kaget. Nahasnya, salah seorang diantaranya tewas terjatuh dari balkon.
Sumber detikcom yang sudah dua dasawarsa bekerja di apartemen itu menyebut perjudian bukan barang baru di kawasan itu. Aktivitas perjudian sudah ada di apartemen yang punya dua menara itu sejak awal tahun 2000-an. Namun kemudian terhenti sekitar tahun 2005. Baru di awal 2019 kembali menggeliat. Pengelolanya menyulap sebuah ruangan di lantai tiga Tower A yang disebut milik seorang pengusaha asal Medan sebagai kasino.
Untuk mengamankan area itu, belasan pegawai kasino ditugas area kantin yang merupakan satu-satunya akses menuju lantai tiga. “Keamanannya tetap ketat. Mata-matanya banyak,” ujar sumber tersebut. Tak sembarang orang bisa masuk. Penjudi baru harus punya kenalan orang yang sudah menjadi pelanggan di kasino itu. “Jam oprasionalnya juga setiap hari tuh. Nggak ada liburnya,” katanya.
Hanya empat bulan di lantai tiga, kasino dipindahkan ke lantai 29 yang sudah direnovasi dengan tambahan mezanin untuk tamu khusus dengan taruhan yang lebih besar. Selain harus punya kenalan pelanggan lama, calon penjudi pun hanya bisa menunggu di lobi apartemen. “Nanti dijemput sama pegawai kasino. Harus ada temannya yang bawa, kalau sendirian nggak bisa masuk.”
Aktivitas kasino itu sudah jadi rahasia umum di kalangan penghuni. Seorang penghuni yang enggan disebut namanya mengaku keberadaan komplek perjudian di apartemen itu meresahkan. “Mereka main siang malem memang nggak berisik sih soalnya kan nggak kedengaran dari unit kita. Tapi yang jadi masalahnya itu parkiran,” kata pria yang mengaku sudah 10 tahun tinggal di sana. “Semenjak ada judi, parkir penghuni apartemen jadi susah.”
Keluhan soal apartemen ini pernah mengemuka pada pertengahan Agustus 2013 lalu. Sejumlah pengurus Perhimpunan Penghuni Rumah Susun (PPRS) mengadukan pengelola apartemen ke Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjabat Gubernur DKI Jakarta. PT Putramas Simpati sebagai pengelola mendirikan sejumlah kamar di basement untuk disewakan. Kamar yang diindekoskan itu bertarif Rp 2 juta per bulan.
Pengurus PPRS juga menggugat soal hal-hal menyangkut keselamatan penghuni. Seperti kabel, instalasi listrik dan alat pemadam kebakaran. Jokowi langsung meninjau apartemen tersebut. Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, prihatin dengan kondisi apartemen yang masalah. Mulai dari listrik, hingga ruang basement yang dijadikan hunian untuk indekos.
Jokowi saat itu memerintahkan agar kamar-kamar itu tersebut segera dibongkar. Karena tidak sesuai dengan fungsinya dan menyangkut dengan keselamatan penghuni. “Saya perintahkan ini dibongkar. Ini akan menjadi pelajaran bagi yang lain. Kalau fungsi memang untuk parkir harus untuk parkir, ini menyangkut keselamatan penghuni. Akan kita mulai untuk melaksnakan tertib hukum, tertib sosialnya,” ujar Jokowi saat itu.
detikcom berusaha mengkonfirmasi cerita tersebut pada pengelola apartemen. Awalnya kami diminta untuk menunggu kepala keamanan yang disebut bernama Mustaqim. Setelah menunggu beberapa lama Mustaqim tiba, namun ketika ditemui dia menolak untuk diwawancarai. “Saya ini hanya kepala keamanan ke pengelola saja,” ujarnya sambil menggeleng.
Sementara Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menyatakan polisi sedang melakukan pendalaman atas kasus kasino tersebut. Termasuk soal kepemilikan lantai 3 dan 29 di Tower A serta dugaan keterlibatan pengelola apartemen. “Ya nanti akan kita lihat dia tahu atau tidak. Makanya kita jangan menjustifikasi dulu. Tapi fakta pemeriksaan dulu yang kita ke depan kan,” ujar Argo di Polda Metro Jaya.
Sumber :