Israel Targetkan Kota Khan Younis, Warga Diminta Pindah
Invasi di sebagian besar wilayah Jalur Gaza terus dilakukan Israel. Baru-baru ini, militer Israel juga telah memberi instruksi untuk melakukan pendudukan di sebagian besar wilayah Khan Younis.
Khan Younis merupakan kota terbesar kedua di Jalur Gaza. Militer Israel meminta warga yang tinggal di wilayah ini mengungsi ke daerah al-Muwasi, sebuah wilayah dengan minim fasilitas di dekat pantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Instruksi umum bagi warga untuk pindah ke kawasan Al-Muwasi, blok-bloknya telah diperbarui dalam peta interaktif IDF yang terbit minggu lalu,” kata pihak militer Israel menyampaikan instruksinya pada Sabtu (9/12) seperti diberitakan CNN.
Sebelum menginstruksikan perpindahan warga Khan Younis, Israel juga sempat menyampaikan ‘permintaan mendesak’ untuk warga sipil agar meninggalkan sebagian besar wilayah di dalam atau di sekitar Khan Younis.
Permintaan itu dilakukan karena saat ini perang antara militer Israel dengan kelompok Hamas terjadi di wilayah itu.
Juru bicara IDF, Avichay Adraee, dalam sebuah posting di Twitter atau X mengungkapkan desakan itu berlaku di “lingkungan Al-Katiba, Al-Mahatta, dan pusat kota di wilayah Khan Younis,”
“Kami menyerukan Anda untuk segera meninggalkan tempat Anda dan menuju tempat perlindungan yang ada di sebelah barat Khan Younis,” kata dia.
Hingga kini tak ada rincian berapa banyak orang yang mengetahui instruksi tersebut. Pasalnya, jaringan komunikasi dan ketersediaan internet di sebagian besar wilayah Gaza membuat masyarakat di wilayah ini kesulitan mengakses informasi daring.
Bahkan penampungan apa yang dimaksud Adraee juga tidak dijelaskan secara rinci berkaitan dengan keadaan dan apa saja yang tersedia di sana.
Al-Muwasi sendiri merupakan wilayah dengan garis pantai seluas sekitar 20 kilometer persegi. Al-Muwasi sebagian besar merupakan lahan terbuka, tapi telah menjadi saksi masuknya orang-orang yang mencoba melarikan diri dari pertempuran.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh PBB dan kelompok kemanusiaan macam Care International, Mercy Corps, dan WHO, wilayah tersebut tidak dapat berfungsi sebagai zona aman sampai semua pihak berjanji untuk tidak berperang di sana.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan hingga Sabtu (9/12), sebanyak 17.487 orang tewas dalam perang tersebut. Selain itu 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk wilayah itu juga mengungsi.
Hanya 14 dari 36 rumah sakit di Jalur Gaza yang saat ini berfungsi sesuai kapasitasnya, menurut badan kemanusiaan PBB OCHA, dan hanya sedikit bantuan yang menjangkau mereka yang membutuhkan.
“Mereka yang selamat dari pemboman tersebut kini menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan penyakit,” kata Alexandra Saieh dari Save the Children.