Singapura Larang Warga Pakai Simbol Perang Israel-Hamas
Kementerian Dalam Negeri Singapura (MHA) melarang warga menggunakan setiap simbol negara asing yang berkaitan dengan Perang Israel vs Hamas Palestina di Jalur Gaza.
Pada Senin (6/11), MHA menuturkan setiap warga yang ketahuan memakai atau memperlihatkan simbol terkait perang Hamas dan Israel di depan umum tanpa izin akan dikenakan sanksi berdasarkan UU Penggunaan Lambang Negara Asing 1949 dengan ancaman hukuman penjara hingga enam bulan dan denda hingga 500 dolar Singapura (Rp5,7 juta).
Tak hanya warga Singapura, larangan ini juga berlaku bagi warga asing. Setiap wisatawan yang melanggar aturan ini dapat ditolak masuk ke Singapura.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui pernyataan, MHA mengatakan perang Israel-Hamas yang sudah berlangsung sebulan ini merupakan isu sensitif dan emosional sehingga menyarankan masyarakat untuk tidak memamerkan dan memakai barang-barang yang berhubungan dengan konflik tersebut.
“Khususnya, mempromosikan atau mendukung terorisme melalui tampilan pakaian atau perlengkapan yang berlogo kelompok teroris atau militan, seperti Hamas atau sayap militernya Brigade Al-Qassam, tidak akan dimaafkan,” bunyi pernyataan MHA seperti dikutip The Straits Times.
Bagi mereka yang ingin membantu orang-orang yang terkena dampak konflik, MHA mengatakan mereka dapat berkontribusi pada kegiatan penggalangan dana resmi dan penggalangan donasi untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan.
Beberapa badan amal lokal yang memiliki izin penggalangan dana untuk tujuan amal asing termasuk untuk krisis di Gaza yakni Singapore Red Cross Society (SRC) dan Rahmatan Lil Alamin (Blessings to All) Foundation, atau RLAF.
Pemerintah Singapura sendiri telah menyumbangkan 300 ribu dolar Singapura (Rp3,4 miliar) untuk Gaza melalui SRC.
Pada 1 November, RLAF telah mengumpulkan sekitar 4,5 juta dolar Singapura bantuan untuk masyarakat Gaza. Jumlah itu menjadi sumbangan terbesar dalam sejarah yang pernah dikumpulkan organisasi tersebut.
Penggalangan dana itu diluncurkan sejak 19 Oktober dan berakhir pada 17 November nanti.
Sementara itu, SRC memaparkan akan mengirimkan pasokan bantuan senilai 270 ribu dolar Singapura ke Gaza, termasuk perlengkapan kebersihan, air bersih, persediaan makanan, dan perlengkapan medis.
Korban tewas akibat agresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, selama satu bulan terakhir telah melebihi jumlah korban meninggal dunia dalam perang Rusia vs Ukraina yang berlangsung pecah 2022 lalu.
Per Senin (7/11), Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sebanyak 10.022 warga Palestina tewas imbas serangan Israel di Gaza, dengan 4.104 di antaranya merupakan anak-anak dan 2.641 lainnya perempuan.