Topan Koinu Terjang Taiwan, 1 Orang Tewas-300 Ribu Rumah Mati Listrik
Topan Koinu menerjang wilayah Taiwan bagian selatan pada Kamis (5/10) hingga menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai ratusan orang lainnya.
Otoritas Cuaca Pusat Taiwan melaporkan topan Koinu mulai menyapi wilayah di Tamenerjang Tanjung Eluanbi, wilayah paling selatan di Taiwan, pada Kamis pagi. Kecepatan angin yang dibawa Topan Koinu ini disebut yang paling kencang yang pernah menerjang Taiwan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjangan Topan Koinu ini pun sempat menyebabkan aliran listrik terhadap lebih dari 300 ribu rumah terputus.
Laporan Otoritas Cuaca Pusat Taiwan menyebut angin dengan kecepatan mencapai 342,72 kilometer per jam menerjang Pulau Anggrek yang sebagian besar dihuni nelayan dan petani saat topan Koinu bergerak menuju ujung selatan Taiwan.
“Hembusan angin maksimum mencapai 95,2 meter per detik yang diukur di Pulau Anggrek pada Kamis dini hari merupakan rekor baru di Taiwan,” ucap seorang analis prakiraan cuaca Taiwan kepada AFP.
Topan Koinu mulai melemah saat bergerak menuju Selat Taiwan pada pukul 15.00 waktu setempat.
Otoritas setempat melaporkan seorang nenek berusia 84 tahun tewas di rumahnya di kota Taichung bagian barat, setelah mengalami luka-luka akibat terkena pecahan kaca saat topan melintas.
Laporan pemerintah Taiwan juga menyebut nyaris 300 orang mengalami luka-luka akibat terjangan topan Koinu. Media-media lokal menyebut beberapa korban luka disebabkan oleh pohon yang tumbang.
Ruas jalanan di wilayah Taitung dan Pingtung, Taiwan bagian selatan, terpantau sepi saat topan Koinu menerjang dengan membawa hujan dan angin kencang. Banyak rambu-rambu lalu lintas roboh dan hingga atap bangunan terkoyak.
Otoritas setempat juga masih berusia memulihkan pasokan listrik yang terputus untuk sekitar 70.000 rumah hingga Kamis (5/10) sore.
Kabel-kabel listrik yang terputus akibat topan Koinu berserakan di pinggir jalan raya Pingtung ketika para pekerja berusaha memasang tiang listrik baru dengan truk. Proses pemulihan aliran listrik itu diperkirakan akan memakan waktu setidaknya dua hari.
Sementara itu, lebih dari 200 penerbangan internasional dan domestik ikut dibatalkan akibat terjangan topan ini. Hampir 3.000 orang di sebagian besar wilayah pegunungan dievakuasi sebagai tindak pencegahan.
Pan Huang Kui-chun, seorang penjaga kuil di Pingtung — pusat topan — yang berusia 68 tahun menuturkan situasinya mengerikan saat menyaksikan angin kencang menumbangkan tiang-tiang listrik.
“Angin kencang hampir menghancurkan rumah saya. Saya harus memindahkan semua patung dewa ke samping. Kali ini, topannya sangat besar. Sangat besar. Anginnya sangat kencang. Dan berhembus sangat lama. Butuh waktu lama untuk berlalu,” tuturnya kepada AFP.