TEMPO.CO, Jakarta – Tumit pecah-pecah ditandai dengan kulit yang menebal, retak, dan kasar. Kondisi itu terjadi ketika telapak kaki terlalu kering, kehilangan kelenturan dan kelembapan. Walaupun jarang menimbulkan rasa sakit, tumit pecah-pecah membuat telapak kaki tidak nyaman saat berpijak. Tumit pecah-pecah juga mengganggu tampilan.
Mengurangi risiko tumit pecah-pecah
1. Cuci kaki
Merujuk Cleveland Clinic, tumit pecah-pecah sebaiknya dicuci air hangat. Sebaiknya tidak merendam kaki terlalu lama, karena akan menghilangkan kelembapan kaki. Kehilangan kelembapan secara berlebihan akan memperburuk kondisi kaki yang pecah-pecah.
2. Melembapkan kaki
Setelah mandi, kaki yang sudah kering dioleskan losion atau krim. Cari produk dengan ceramide, molekul yang membantu melembapkan dan mengembalikan penghalang alami kulit. Setelah mengoleskan losion, dibiarkan beberapa menit agar meresap. Setelah itu menggunakan salep oklusif atau berbahan minyak dan lilin yang membuat lapisan pelindung kulit dan mencegah hilangnya cairan.
3. Mengangkat sel kulit mati
Mengutip Verywell Health, sesekali perlu melakukan pengangkatan sel kulit mati atau eksfoliasi. Caranya merendam kaki dalam air hangat selama 20 menit. Setelah itu gosok kaki menggunakan batu apung secara lembut. Setelah selesai, kemudian mengoleskan pelembap di bagian eksfoliasi.
4. Memakai kaus kaki katun saat tidur
Memakai kaus kaki katun saat tidur dianggap mencegah kaki mengering saat malam hari. Kaus kaki dianggap mampu menahan kelembapan dari udara malam yang dingin. Saat beraktivitas, bisa juga menggunakan penutup tumit silikon di sepatu. Itu bermanfaat memberi perlindungan ekstra dan mengunci kelembapan.
5. Minyak kelapa
Minyak kelapa mengandung beberapa bahan yang bisa memperbaiki kondisi kulit kering, termasuk tumit. Minyak kelapa meningkatkan khasiat penghalang kulit, mengurangi peradangan, dan menjaga cairan.