Gagal Kendalikan Inflasi AS, Biden Terancam Kalah Dalam Pemilu Paruh Waktu 2022
WASHINGTON – Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat yang saat ini tengah memimpin birokrasi parlemen di AS terancam kalah dalam pemilihan umum (pemilu) paruh waktu atau midterm, yang dilaksanakan pada 8 November 2022.
Kegagalan Biden dalam mengontrol harga pangan dan energi, hingga mendorong peningkatan laju inflasi di Amerika menjadi 6,6 persen selama 2022. Membuat para anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS mulai mempertanyakan keefektifan kebijakan – kebijakan yang diterapkan Biden, ketidakpercayaan publik bahkan membuat dukungan suara pada Biden dalam pemilihan paruh waktu menyusut.
“Inflasi adalah masalah terbesar karena kita mengalami rekor tingkat inflasi yang belum pernah kita lihat sejak tahun 1980-an, itulah yang menggerakkan pemilih, itulah yang mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat.” jelas Mark Jones, seorang ilmuwan politik di Rice University di Houston.
Sebagai informasi, pemilihan paruh waktu berlangsung di tengah-tengah masa jabatan empat tahun presiden AS. Biasanya dua tahun setelah pemilihan presiden, pemilihan paruh waktu akan menawarkan masyarakat untuk pergi ke tempat pemungutan suara. Langkah ini dimaksudkan agar publik dapat mengganti oposisi politik Kongres AS yang dinilai kurang cakap.
“Pemilihan paruh waktu semuanya penting bagi Dewan Perwakilan Rakyat tahun ini karena 30 atau 40 kursi akan menentukan apakah kontrol DPR AS akan beralih dari kontrol Demokrat ke kontrol Republik,” kata Jones.
Menurut pantauan Anadolu Agency setidaknya Biden dan partai Demokrat telah kehilangan suara secara drastis menjadi 220 suara dari 435 kursi DPR untuk pemilihan paruh waktu 2022.
Angka ini mirip seperti perolehan nilai Donald Trump pada periode yang sama ketika ia menjabat sebagai presiden AS di tahun lalu. Hal tersebut yang membuat sejumlah pihak meyakini bahwa Biden berpotensi kalah dalam pencalonan di periode selanjutnya.
Untuk mendongkrak suara dalam pemilihan bahkan petinggi Partai Demokrat mulai menyerukan kandidatnya yakni Biden agar lebih gencar membicarakan solusi untuk menghadapi isu ekonomi seperti inflasi hingga kenaikan harga gas, isu ini dianggap menarik apabila dibandingkan dengan isu kontroversi seperti aborsi. Mengingat saat ini inflasi di AS tengah berada di jurang resesi.