Superman Is Dead Hingga NOAH Siap Hebohkan Prost Fest 2022
JAKARTA – Festival musik, Prost Fest 2022 digelar pada 13 dan 14 Agustus 2022 di Pantai Mertasari, Sanur, Bali.
Perhelatan dengan konsep pesta di pantai tersebut bakal menghadirkan musisi nasional dan lokal.
“Sebagai festival yang baru pertama kali diselenggarakan, Prost Fest 2022 ingin menjadi ajang unjuk talenta dan karya bagi para musisi Indonesia, baik yang berskala Nasional maupun yang emerging new artists di industri musik Indonesia tanah air,” kata Muhamad Aldian, Program Director Prost Fest dalam keterangan, Senin (8/8).
Prost Fest 2022 telah memastikan mengumumkan para musisi yang akan tampil akhir pekan ini.
Antara lain, NOAH, Kahitna, Slank, Ndarboy Genk, Rizky Febian, Mahalini, Superman Is Dead, Navicula, Barasuara, Tipe-X, HIVI, RAN, Fourtwnty, Milledenials, Jason Ranti, Rub of Rub, Juicy Luicy, The Dare, Kaleb J, Shaggydog, Joni Agung & Double T, The Panturas, Rollfast, The Adams, The Hydrant, Ndarboy Genk, Nostress, Diskoria, Soulfood, hingga Manja.
“Kami sangat dukung adanya gerakan untuk mempromosikan musisi-musisi lokal Bali terutama generasi muda dan baru muncul, untuk bisa tampil di skala yang lebih luas lagi. Semoga talenta mereka makin bersinar, akhirnya mampu bersaing di ranah musik nasional maupun internasional,” beber Bimbim, drummer Slank.
Total akan ada 34 penampil dalam Prost Fest 2022.
Mereka akan menghibur di Prost Stage dan Singaraja Stage selama dua hari penyelenggaraan.
“Kami telah menyiapkan sebuah paket hiburan yang berkualitas. Bukan hanya musik, tetapi juga sebuah ekosistem ekonomi kreatif yang positif,” ujar Harianus Zebua selaku Head of Corporate and Marketing Communication OT Group.
Tiket yang dijual sejak Rabu, 29 Juni 2022 melalui website Prost Fest kini sudah terjual habis.
Sebagian hasil penjualan tiket Prost Fest 2022 akan didonasikan untuk pengembangan industri kreatif dan pariwisata di Pulau Bali.
“Prost Fest diharapkan bisa menjadi persembahan serta kontribusi semangat bagi Bali yang merupakan jendela dunianya Indonesia, agar bisa sepenuhnya bangkit kembali,” tutup Rudolf Dethu, selaku pengamat musik Bali.