Lagi, Boris Johnson Diminta Mengundurkan Diri

Jakarta – Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin, 31 Januari 2022, kembali menghadapi seruan agar dia mengundurkan diri setelah muncul sebuah laporan yang menyebut adanya minuman beralkohol di acara kumpul-kumpul yang diadakan di kantor dan tempat tinggalnya saat Inggris berstatus lockdown.

Laporan itu disampaikan oleh PNS di Inggris bernama Sue Gray, yang menyebut adanya acara kumpul-kumpul selama Inggris berstatus lockdown. Laporan tersebut menyoroti kegagalan serius kepemimpinan di jantung Pemerintahan Inggris.

Gray mengutuk sejumlah perilaku Pemerintah Inggris, yang dianggap sulit dibenarkan. Dia menyebut mengkonsumsi minuman beralkohol adalah hal yang tidak patut di sebuah tempat kerja profesional dalam kondisi apapun.

“Ada sejumlah acara yang tidak seharusnya diizinkan terjadi. Peristiwa lainnya pun tidak seharusnya dibiarkan berkembang seperti ini,” kata Gray.

Menurut Gray, dia hanya bisa mendetailkan empat dari total 16 acara yang saat ini dipertanyakan karena dia waswas bisa merugikan penyelidikan polisi, yang melibatkan sejumlah detektif dan pihak-pihak, termasuk salah satunya tetangga dibagian atas apartemen Johnson.

Kantor Perdana Menteri Inggris mengatakan mereka akan meminta keterangan Gray perihal laporannya segera setelah investigasi polisi disimpulkan dan dipublikasi.

Kejadian ini telah menjadi ancaman serius bagi Perdana Menteri Johnson, yang sebelumnya berada di bawah pengawasan terkait caranya menangani Covid-19. Politikus oposisi dan sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif sudah menyerukan agar Johnson mengundurkan diri saja.

Trans7 sport

See author's posts